Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, penerapan atau transisi energi fosil menuju energi baru terbarukan tidak mudah, dan terdapat sejumlah tantangan yang sangat kompleks.
Mulai dari segi pembiayaan hingga masyarakat mampu mengakses energi dari sumber yang ramah lingkungan dengan harga yang murah.
Saat ini di Pemerintah Indonesia terus bekerja dengan sangat detail dalam mengidentifikasi, bagaimana mewujudkan transformasi menuju ekonomi hijau.
Baca juga: Terapkan Energi Terbarukan, PLN Energi Primer Bangun Kerja Sama Amankan Stok Biomassa untuk PLTU
Yakni dengan dukungan pembiayaan, konsisten dengan skenario yang terjangkau.
"Jadi ini semua adalah topik yang sangat-sangat penting tetapi juga topik yang kompleks," papar Sri Mulyani dalam Seminar Financing Transition in ASEAN dikutip dari YouTube Kemenkeu, Rabu (29/3/2023).
"Kami tidak berpura-pura masalah ini mudah, semudah hanya mengganti baju atau anda hanya mengubah satu kebijakan saja. Ini sangat kompleks," sambungnya.
Untuk itu, saat ini Pemerintah Indonesia meyakini bahwa prinsip yang terjangkau membutuhkan banyak kerja sama.
Indonesia dalam hal ini siap berkontribusi dalam menerapkan net zero emision di rentang tahun 2030-2060 atau lebih awal dalam.
Oleh karenanya, diharapkan Seminar Financing Transition in ASEAN dapat memberikan masukan atau gagasan hingga kolaborasi antar sesama negara kawasan, untuk menggaungkan target pengurangan emisi karbon ke depan.
"Seminar ini juga diharapkan dapat menganalisis perspektif dari regulator dan badan pengawas serta dari banyak pemain," pungkas Sri Mulyani.