Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI, Amin Ak mengatakan, berulangnya peristiwa kebakaran berbagai obyek vital yang dikelola Pertamina menandakan ada masalah serius di tubuh Pertamina.
Anggota dari fraksi PKS itu pun mendesak Menteri BUMN agar mengevaluasi Direksi dan Komisaris Pertamina sebagai bentuk pertanggungjawaban publik.
Diketahui, obyek vital Pertamina meledak dan terbakar secara berturut-turut, Dimulai dari kebakaran kilang Cilacap, kilang Balikpapan, kilang Balongan, depo Plumpang, dan terbaru adalah kilang minyak Dumai. Kebakaran juga terjadi pada kapal tanker pengangkut BBM.
Baca juga: Kilang Pertamina Dumai Meledak, Kaca Rumah Warga Pecah hingga Dinding Masjid Retak
"Mengapa manajemen Pertamina seperti tidak peduli dan tidak pernah mau belajar dari kecelakaan beruntun ini sehingga standar keamanan obyek vital begitu buruk? Atau sebetulnya ada masalah lain?" Kata Amin dalam keterangannya, Minggu (2/4/2023),
Amin berujar, beragam spekulasi terkait penyebab meledak dan terbakarnya berbagai fasilitas vital tersebut hingga saat ini tidak pernah dijawab tuntas oleh Pertamina.
Ia khawatir persoalan ini bukan sekadar menyangkut sistem keamanan kilang minyak.
"Kecelakaan bergilir semacam itu seakan terjadi secara sistemik dan ini harus segera dijawab dan dipertanggungjawabkan oleh Direksi dan Komisaris Pertamina," ujar Amin.
“Kilang minyak itu merupakan fasilitas vital dan strategis dan bersentuhan dengan hajat hidup orang banyak, menjadi aneh karena secara bergiliran dan beruntun terus terbakar,” katanya melanjutkan.
Amin mengatakan, hal ini tak hanya memberi kerugian pada Pertamina, tetapi juga semakin menjauhkan dari upaya membangun kemandirian pengolahan minyak di dalam negeri.
Baca juga: Korban Luka akibat Ledakan Kilang Pertamina Dumai Menjadi 9 Orang, Kini Sudah Diperbolehkan Pulang
"Lah, kalau setiap tahun ada kilang terbakar, bahkan lebih dari sekali, bagaimana Pertamina mau melakukan lompatan besar dalam upaya meminimalisir impor BBM maupun produk turunan migas lainnya?" kata Amin.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, sudah semestinya kilang minyak itu memiliki protokol pengoperasian, pemeliharaan, dan pengamanan yang ketat.
Di antaranya dalam upaya pencegahan agar tidak terjadi lagi kebakaran. Terlebih, kata Amin, Pertamina mengklaim sudah sesuai standar internasional.
“Harus dilakukan audit terhadap teknologi dan sistem keamanan kilang minyak Pertamina untuk memastikan apakah sudah sesuai dengan standar pengamanan obyek vital,” ujar Amin.
Baca juga: Duarr! Kilang Pertamina Dumai Meledak, Warga Sekitar Ketakutan dan Tinggalkan Rumah
Sementara untuk mencegah spekulasi, terutama tudingan adanya motif perburuan rente ditengah melonjaknya konsumsi bahan bakar minyak, Komisi VI DPR akan meminta penjelasan Direksi Pertamina.
Terlebih, Amin menambahkan, kebakaran ini terjadi menjelang Lebaran dan liburan panjang di mana kebutuhan BBM sangat tinggi.
Seperti diketahui, kilang Dumai bukan hanya memproduksi berbagai jenis BBM, tetapi juga memproduksi avtur dan LPG.
“Konsumsi BBM, Avtur dan LPG saat Lebaran biasanya naik, Pertamina harus punya exit strategi guna mencegah kelangkaan pasokan BBM, tanpa merugikan masyarakat maupun membebani keuangan negara," ujar Amin.