TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Cladtek Bi-Metal Manufacturing (Cladtek), perusahaan multinasional yang bergerak di bidang jasa industri yang menggunakan material logam, berkomitmen untuk terus meningkatkan sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sesuai dengan anjuran Pemerintah Indonesia.
Sekarang ini nilai TKDN yang dicapai oleh Cladtek sekitar 13 persen hingga sekitar 50 persen tergantung jenis produknya.
Baca juga: 62 SKU Produk Panasonic Sudah Kantongi Sertifikat TKDN, 44 SKU Lainnya Menyusul di Mei
"Salah satu produknya bahkan mencapai nilai TKDN paling tinggi, yakni sebesar 53 persen," ujar Country Sales Manager Cladtek Bi-Metal Manufacturing Alvin Pangemanan, Senin (3/4/2023).
Menurut Alvin, bagi Cladtek, perjuangan meningkatkan komponen dalam negeri belum selesai. Pihaknya akan terus mencari peluang-peluang yang memungkinkan, kendati kendala-kendala yang menghadang tidak mudah.
Seperti bahan dasar produk Corrosion Resistant Alloy (CRA) yang menjadi produk unggulannya masih belum ada di Indonesia, sehingga membuat Cladtek terpaksa untuk melakukan impor.
Baca juga: Semua Variannya Miliki TKDN 47 Persen, Smoot Catatkan Ribuan Pendaftar Subsidi Motor Listrik
Spesialisasi
Di sisi lain, industri berbasis material logam yang menghasilkan pipa cladding (pelapisan pipa) terus berkembang inovatif. Banyak manufacturing berlomba-lomba menciptakan produk berkualitas dan inovatif sehingga menjadi yang terbaik dan terbaru di bidangnya.
Cladtek salah satunya, perusahaan yang bermarkas di Pulau Batam, Indonesia, sudah 20 tahun menggeluti dunia per-pipa-an dan komponen-komponen aksesorinya.
Sejak beroperasi pada 2003, Cladtek bertekad menjadi produsen dan sekaligus pemasok Corrosion Resistant Alloy dengan tipe MLP (mechanically lined pipe) dan Weld Overlay yang diaplikasikan khusus untuk fasilitas industri minyak, gas, bumi, dan energi.
Rintisan usaha yang dijalankan dari kecil mulai membuahkan hasil. Kini, Cladtek dikenal memiliki spesialisasi CRA (Corrosion Resistant Alloy) atau pelapis pipa gabungan metal yang tahan karat yang sangat vital untuk sumur gas atau sumur minyak yang dikategorikan sebagai sour (asam) karena terdapat impurities di sana (biasanya H2S, sulfur, CO2, dll). Terutama di Indonesia, cukup banyak jenis minyak yang asam karena kondisi vulkanis, sama seperti di Timur Tengah.
Kendati Cladtek bukan pemain pertama untuk produk CRA, namun Cladtek terus memperbarui metode pelapis yang digunakan sehingga memberi solusi yang bermanfaat di industrinya.
Pada saat ini metode yang dipakai adalah metallurgically bonded. Dengan menggunakan metode tersebut, pipa yang digunakan adalah carbon steel biasa, akan tetapi di dalamnya dilapisi dengan CRA, yaitu tekniknya Las/solder --ketebalan CRA dibuat sesuai dengan level korosivitasnya dan Weld overlay--tidak hanya digunakan untuk melapisi bagian dalam pipa, tapi juga digunakan untuk melapisi semua bagian dalam sistem pipeline (penyambung pipa, valve untuk buka-tutup, dll). Dengan demikian, dari segi biaya maupun efektivitasnya menjadi optimal.
Menurut Alvin Pangemanan, Cladtek adalah pemasok terbesar dan memiliki kapasitas manufaktur terbesar (sekitar 80 cladding machine) di dunia untuk weld overlay (Batam-Indonesia dan total). Sehingga tak heran jika Cladtek saat ini memegang pasar terbesar yaitu sekitar 17 persen, bersaing dengan banyak pemain kecil lainnya. Kapasitas untuk manufaktur untuk jenis ini juga merupakan yang terbesar di kelasnya.
“Cladtek merupakan satu-satunya pemain mechanically lined pipe (MLP) di Indonesia dan bahkan menjadi 1 di antara 4 pemain di dunia. Kami memegang market share terbesar ke-2 di dunia untuk jenis ini berdasarkan market research oleh Rystad per Juli 2022, “ ungkap Alvin menyebutkan sebesar 30 persen.
artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Dukung Industrialisasi, Produsen Pelapis Pipa Migas Cladtek Sudah Penuhi 53 persen TKDN