Adapun saat ini Telkom memiliki 65 persen saham di Telkomsel, sedangkan porsi saham Singtel sebesar 35 persen. Lewat penggabungan kedua entitas tersebut, saham Telkom di Telkomsel akan naik, sedangkan Singtel akan turun.
Tiko, sapaan akrabnya, mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan negosiasi dengan Singtel terkait penurunan saham tersebut. Menurutnya, Kementerian BUMN meninginkan delusi saham berkisar 3-5 persen.
Baca juga: Perusahaan GPS Tracking Ini Raih Pertumbuhan Pendapatan Tertinggi Versi Telkomsel
"Maunya Kementerian (BUMN) range-nya antara 3-5 persen, tapi merekanya belum setuju. Jadi ini lagi diskusi," kata dia.
Saat ini Kementerian BUMN pun sedang meminta restu Komisi VI DPR RI terkait rencana aksi korporasi tersebut. Tiko mengatakan, penggabungan IndiHome dan Telkomsel merupakan bagian dari rencana transformasi Telkom, dari perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan infrastruktur digital.
Aksi korporasi itu masuk strategi Five Bold Moves, yang mencakup inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC). Rencananya layanan penyedia Wi-Fi atau fiber broadband provider akan berada di bawah Telkomsel. Menurut dia, rencana tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa depan.
"Mobile bisnisnya mulai menurun secara pertumbuhan masa depan, namun kita yakini bahwa masyarakat semakin lama akan semakin banyak beralih ke Wi-Fi. Nah ini kita sebagai pemain utama di sektor ini harus melakukan transformasi yang cepat dan tepat sasaran," papar Tiko.