News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Regulasi Digitalisasi yang Tidak Tepat Berpotensi Ganggu Stabilitas Makro Ekonomi

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono mengatakan, tren digitalisasi telah berkembang pesat dalam dekade terakhir. Kondisi ini memengaruhi pilar ekonomi, mengubah fungsi tradisional, terutama di sektor keuangan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono mengatakan, tren digitalisasi telah berkembang pesat dalam dekade terakhir.

Kondisi ini memengaruhi pilar ekonomi, mengubah fungsi tradisional, terutama di sektor keuangan.

"Adanya regulasi terkait digitalisasi yang tidak tepat berpotensi mengganggu stabilitas makro ekonomi dan pertumbuhan yang inklusif," kata Doni saat Boao Forum For Asia (BFA) 2023 pada 31 Maret 2023 di Boao, kota Qionghai, Tiongkok belum lama ini.

Baca juga: BI Genjot Digitalisasi Sektor Pangan dan Fasilitasi Pedagang Pasar dengan QRIS

Bank Indonesia kali ini diundang untuk menyampaikan Lead Speech pada sesi Financial Roundtable di tanggal 31 Maret 2023 yang mengambil tema “Financial Infrastructure and Services in the Digital Era.

Dikatakan Doni, Indonesia saat ini merupakan negara dengan kapasitas digital economy yang diperkirakan mencapai lebih dari USD100 miliar pada 2025.

"Bank Indonesia sebagai regulator telah melakukan sejumlah insiatif diantaranya menerbitkan Blue Print Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang bertujuan untuk membentuk ekosistem sistem pembayaran yang sehat dan sebagai acuan pengembangan ekonomi serta keuangan digital," kata Doni.  

Bank Indonesia juga mengembangkan BI-FAST yang merupakan infrastruktur sistem pembayaran ritel nasional yang dapat memfasilitasi pembayaran ritel secara real-time, aman, efisien, dan tersedia setiap saat; serta mengadopsi QRIS sebagai standar nasional untuk QR code.

Di hari yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P. Joewono juga meresmikan Indonesia Promotion Hub (IPH): Hainan Chapter di dua tempat yang merepresentasikan makanan dan wisata khas Indonesia dan relatif sangat ramai dikunjungi wisatawan domestik Tiongkok, yaitu Rumah Makan ‘Istana’ dan tempat wisata ‘Desa Bali’ di kota Wanning, Hainan.

Acara diisi peresmian fasilitas promosi BI di Restoran Istana, penandatanganan LOI kerja sama bidang promosi pariwisata dan perdagangan antara Roemah Indonesia dengan Manajemen Desa Bali juga pameran Kopi khas Indonesia dan foto Wonderful Indonesia.

Baca juga: Wamendag Jerry Sambuaga Dorong Digitalisasi dan Keamanan Siber Sektor Perdagangan

Selain bekerjasama dengan Roemah Indonesia dan pemilik kedua tempat tersebut, kegiatan tersebut didukung oleh KJRI Guangzhou, serta komunitas lokal yaitu Guiqiao (WNA Tiongkok yang pernah tinggal di Indonesia) dan sekitar 20-an agen perjalanan dan budaya.

Doni menyatakan bahwa pemberian fasilitas promosi di Restoran Istana merupakan langkah awal untuk mendukung upaya menarik turis berkualitas dari Tiongkok untuk berwisata ke Indonesia dan mempromosikan produk-produk premium UMKM Indonesia kepada konsumen serta pelaku bisnis Tiongkok.

Selain itu, peresmian “Indonesia Promotion Hub: Hainan Chapter“ di Desa Bali akan menjadi langkah awal bagi upaya untuk mendatangkan turis berkualitas dari Tiongkok ke Indonesia dan Export Hub bagi komoditas/ produk premium UMKM Indonesia.

Ke depan, kata Doni bersinergi dengan berbagai pihak, IPH akan diisi dengan berbagai program promosi wisata dan perdagangan secara targeted untuk mendorong peningkatan jumlah kunjungan quality tourists dari Tiongkok ke Indonesia dan akses komoditas/ produk premium UMKM Indonesia ke pasar Tiongkok.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini