News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Jadi 2,8 Persen

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi laju pertumbuhan global tahun 2023 menjadi hanya 2,8 persen atau turun 0,1 point dari prediksi sebelumnya.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi laju pertumbuhan global tahun 2023 menjadi hanya 2,8 persen atau turun 0,1 point dari prediksi sebelumnya.

Sebelumnya, IMF menargetkan pertumbuhan ekonomi global berada di kisaran 3 persen, seperti yang dikutip dari Bloomberg.

Dalam laporan kuartalan World Economic Outlook (WEO), kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi dunia menyusut di tahun ini.

Diantaranya lonjakan inflasi yang berpotensi mengantarkan sejumlah negara – negara maju masuk ke jurang resesi.

Tercatat selama tahun 2022 lalu laju inflasi pasar global berada di kisaran 7 persen, jumlah tersebut diprediksi meningkat seiring memanasnya invasi Rusia ke Ukraina yang berpotensi mengganggu perdagangan dunia.

“Pandangan yang lemah mencerminkan kebijakan ketat yang diperlukan untuk menurunkan inflasi, dampak dari memburuknya kondisi keuangan, perang di Ukraina yang sedang berlangsung, dan meningkatnya fragmentasi geoekonomi,” kata Gourinchas dalam laporannya.

Kondisi tersebut kian diperparah dengan adanya kontraksi perbankan AS, pasca runtuhnya layanan keuangan Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Silvergate Bank.

“Gejolak ekonomi tahun 2022 tampaknya akan berlanjut ke tahun 2023. Akan tetapi gejolak itu sekarang tumpang tindih dan berinteraksi dengan kekhawatiran stabilitas keuangan yang baru akibat runtuhnya perbankan AS,” ucap Gourinchas.

Baca juga: IMF Ungkap Pertumbuhan Ekonomi Global Akan di Bawah 3 Persen Tahun Ini

Serangkaian tekanan ini yang kemudian membuat biaya pinjaman melonjak lebih tinggi ditengah menurunnya permintaan ekspor, sehingga memicu terjadinya perlambatan pertumbuhan pada 90 persen ekonomi maju di sepanjang tahun ini.

Dengan perkiraan pertumbuhan di kawasan Euro yang hanya tumbuh sebesar 0,8 persen di tahun ini dan 1,4 persen di tahun depan. Akibat terpengaruh kontraksi Jerman dan Inggris.

Perlambatan diperkirakan juga turut menimpa ekonomi pasar berkembang, seperti Tiongkok yang hanya tumbuh 5,2 persen di tahun ini. Sementara ekonomi India diperkirakan tumbuh sebesar 5,9 persen, lebih kecil dari target sebelumnya.

Baca juga: Bank Dunia Kerek Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Timur Jadi 5,1 Persen di 2023

Berbeda dengan IMF, ditengah kontraksi pasar global Bank Dunia justru menaikan prospeknya menjadi 2 persen dari bulan sebelumnya yang hanya di patok di kisaran 1,7 persen.

Optimisme ini diserukan Presiden Bank Dunia David Malpass setelah ekspansi China menunjukan penguatan, pasca pelonggaran kebijakan nol-Covid. Dengan pulihnya perekonomian China Bank Dunia yakin ekonomi pasar global akan ikut pulih ke zona hijau.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini