Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen PT Sarinah (Persero) membantah terkait informasi perihal adanya larangan berhijab bagi karyawan perempuan di lingkungan kerja Sarinah.
Direktur Utama Sarinah, Fetty Kwartati menegaskan, manajemen tidak pernah mengatur aturan tersebut.
Justru, manajemen menghormati apapun keyakinan yang dianut para karyawannya. Termasuk bagi para pegawai perempuan muslim yang mengenakan hijab.
Baca juga: Jelang Setahun Gedung Sarinah Usai Revitalisasi, Dirut Ungkap Peran dan Karya Anak Bangsa
"Di Sarinah ini kami sangat berusaha merangkul Bhineka Tunggal Ika. Dari manajemen Sarinah sendiri tidak ada kebijakan (larangan hijab) untuk karyawan Sarinah," ucap Fetty kepada para awak media di Jakarta, (17/4/2023).
Ia melanjutkan, kebebasan dalam menganut keyakinan dan berpakaian menurut agama, telah diimplementasikan di seluruh level manajemen.
Mulai dari level Direksi, General Manager, hingga Staf.
"Bisa dilihat, mulai dari Direksi retail kita juga sangat diversified, teman-teman di level VP, GM, sampai di karyawan admin, sampai di toko sangat beragam," pungkas Tetty.
Dikutip Kompas, Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade mengatakan, mendapat aduan dari karyawan Sarinah terkait larangan mengenakan hijab saat bekerja.
Hal ini disampaikan saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Wakil Menteri BUMN III Kartika Wirjoatmodjo, pada Rabu (12/4/2023).
Baca juga: Jokowi Ajak Presiden Filipina dan Keluarga Nonton Musik di Sarinah
"Barusan saya dapat laporan dari karyawan-karyawan Sarinah yang bertugas berjualan dan SPG di Sarinah, mereka menyampaikan kepada kami bahwa di bawah manajemen Dirut Sarinah yang baru mereka dilarang berjilbab. Apakah betul Sarinah melakukan itu Pak Wamen," ujar Andre.
Andre menjelaskan, saat Sarinah masih dipimpin oleh Ira Puspitadewi sebagai Dirut, seluruh karyawan diberi kebebasan menggunakan hijab.
Namun dirut yang sekarang dipimpin Fetty Kwartati, kebijakan tersebut diganti.