Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SAN FRANCISCO – Gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK di sejumlah perusahaan tampaknya belum akan berakhir.
Terbaru, perusahaan yang bergerak di industri retail asal Amerika Serikat (AS), Gap Inc mengonfirmasi pemangkasan terhadap lebih dari 500 karyawannya pada Selasa (25/4/2023).
Dalam sebuah memo kepada karyawan, CEO Interim Gap Bob Martin berdalih pemangkasan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memangkas biaya dan menjadikan perusahaan lebih efisien serta kembali memperoleh profitabilitas.
Baca juga: PHK Putaran Kedua di Walt Disney Sasar 7.000-an Karyawan
“Tujuan kami adalah meratakan organisasi, meningkatkan rentang kendali untuk menciptakan peran yang lebih kuat dan pemberdayaan individu, serta mengurangi lapisan untuk menghilangkan hambatan dan membuat keputusan yang lebih baik dan lebih cepat,” kata Martin.
“Perubahan struktur organisasi perusahaan akan membuat kami dapat menghemat anggaran hingga 300 juta dolar AS di paruh pertama tahun fiskal 2023,” ujar Martin.
Sementara itu, dalam laporan pendapatan kuartalan yang berakhir pada 28 Januari, Gap membukukan penjualan sebesar 4,24 miliar dolar AS. Di sisi lain, perusahaan juga melaporkan kerugian bersih sebesar 273 juta dolar AS atau 75 sen per saham.
Baca juga: Meta Inc PHK Gelombang Kedua, 10.000 Karyawan Bersiap Kena Pecat
Di dalam laporan itu pula disebutkan bahwa Gap mempekerjakan sekitar 95.000 anggota staf, 81 persen di antaranya bekerja di lokasi ritel.