Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, KARACHI – Inflasi Pakistan mencatatkan rekor sebesar 36,4 persen pada April 2023, didorong oleh tingginya harga pangan.
Menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Pakistan pada Selasa (2/5/2023), inflasi makanan untuk daerah pedesaan dan perkotaan bahkan mencapai 48,1 persen.
Adapun secara keseluruhan inflasi Pakistan melonjak 2,4 persen pada April jika dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca juga: 12 Orang Pakistan Tewas akibat 2 Ledakan di Fasilitas Kontra Terorisme
"Peningkatan yang lebih tinggi diperkirakan karena hiperinflasi di segmen makanan," kata Amreen Soorani, kepala penelitian di JS Capital, sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Karachi.
"Sementara tren dapat berlanjut selama beberapa bulan lagi, efek dasarnya kemungkinan akan dimulai dari Juni 2023, memperlambat kecepatan,” sambungnya.
Sementara itu, kementerian keuangan Pakistan mengatakan inflasi utama diperkirakan akan tetap pada tingkat yang tinggi di bulan-bulan mendatang, meskipun kebijakan moneter kontraktif oleh bank sentral.
Krisis Ekonomi Pakistan
Pakistan sendiri sedang berada dalam gejolak ekonomi selama berbulan-bulan dengan krisis neraca pembayaran yang akut, sementara pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mendapatkan 1,1 miliar dolar AS sebagai bagian dari bailout 6,5 miliar dolar AS belum berhasil.
Negara tersebut telah mengambil langkah-langkah untuk mencoba mengamankan pendanaan, termasuk menghapus batasan pada nilai tukar, yang mengakibatkan mata uang terdepresiasi, menaikkan pajak, menghapus subsidi, dan menaikkan suku bunga utama ke rekor tertinggi 21 persen.
Baca juga: 4 Orang Tewas dan 22 Terluka akibat 2 Ledakan Bom Terpisah di Balochistan, Pakistan
Kementerian keuangan Pakistan mengatakan keberhasilan penyelesaian pembicaraan dengan IMF pada akhirnya akan menarik lebih banyak aliran masuk modal, menstabilkan nilai tukar dan mengurangi tekanan inflasi.
Terlepas dari itu, inflasi yang terus-menerus mencapai rekor tertinggi telah mengakibatkan perubahan gaya hidup dan konsumsi yang besar, dengan semakin banyak orang yang mencari bantuan.