News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Telur Ayam

Harga Tembus Rp40.000 per Kg, Pembeli Milih Telur Ayam Kondisi Pecah, Ini Respon Zulkifli Hasan

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang melayani pembeli telur ayam di warung miliknya di kawasan Jakarta Timur. Harga telur ayam terus mengalami kenaikan hingga menembus Rp40.000 per kilogram (Kg).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga telur ayam terus mengalami kenaikan hingga menembus Rp40.000 per kilogram (Kg).

Kondisi ini membuat pedagang dan masyarakat mengeluh, bahkan sampai ada yang memilih membeli telur ayam dengan kondisi pecah karena lebih murah.

Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) menyampaikan, kenaikan harga telur ayam pada saat ini karena tidak ada upaya serius dari pemerintah.

Baca juga: Harga Telur Membumbung Tinggi, di Luar Jawa Tembus Rp 40.000 per Kg

"Tidak terdapat upaya melakukan penurunan harga telur, sehingga harga telur secara nasional naik," kata Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI, Reynaldi Sarijowan yang ditulis Sabtu (20/5/2023)

Catatan dari IKAPPI, harga telur di Jabodetabek berada pada kisaran Rp 31 ribu Rp34 ribu per kilogram. Harga tersebut telah naik dari Rp28 ribu.

Bahkan, kata Reynaldi, harga telur di luar pulau Jawa jauh melampaui harga di Jabodetabek.

"Tepatnya di wilayah timur Indonesia, harga telur mencapai Rp38 ribu per kilogram, malahan lebih dari Rp40 ribu per kilgoram," ujarnya.

Ia pun membeberkan temuannya mengenai alasan di balik kenaikan harga telur.

"Harga telur mengalami kenaikan sejak beberapa minggu terakhir dan ada dua hal yang kami temukan," ujar Reynaldi.

Pertama adalah faktor produksi dan yang kedua karena proses distribusi yang tak sesuai dengan biasanya.

"Pertama karena faktor produksi yang menyebabkan harga pakan yang tinggi. Kedua, proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan," kata Reynaldi.

Maksud dia, biasanya proses distribusi dilakukan ke pasar, tetapi kini banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar.

"Banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar atau permintaan di luar pasar sehingga supply dan demand di pasar terganggu dan menyebabkan harga terus merangkak naik," kata Reynaldi.

"Sebagai catatan, kami melihat ada beberapa permintaan yang cukup tinggi di beberapa instansi, elemen, lembaga, serta perorangan yang membuat supply di pasar terganggu," lanjutnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini