News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Silicon Valley Bank Bangkrut

Pasca Diakuisisi HSBC Akibat Bangkrut, Silicon Valley Bank Berencana Ganti Nama

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Silicon Valley Bank yang didirikan pada 1983 dikenal sebagai layanan pemberi pinjaman yang berfokus pada bisnis startup teknologi terbesar di AS mengalami kebangkrutan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, London – Perbankan Silicon Valley Bank (SVB) cabang Inggris yang bangkrut akibat dihantam krisis likuiditas, tengah menjajaki rencana untuk melakukan pergantian nama pada 12 Juni 2023.

Keputusan ini dibuat lembaga keuangan terbesar di dunia HSBC Holdings plc pasca resmi mengakuisisi SVB seharga 1 Poundsterling di awal Maret lalu.

Mengutip dari Morning Star, rencananya identitas SVB cabang Inggris akan diubah dengan nama 'HSBC Innovation Banking'.

Baca juga: Regulator Perbankan California Sebut Pengawasan Terhadap Silicon Valley Bank Tidak Memadai

Pergantian nama atau rebranding ini nantinya akan disahkan HSBC secara resmi dalam London Tech Week, ajang pameran teknologi tahunan terbesar di Inggris.

Kebangkrutan SVB

Sebelum mengalami kebangkrutan, Silicon Valley Bank yang didirikan pada 1983 dikenal sebagai layanan pemberi pinjaman yang berfokus pada bisnis startup teknologi terbesar di AS.

Popularitasnya yang melejit menjadikan SVB termasuk di antara 20 bank komersial Amerika teratas, selain membuka cabang di wilayah AS bank ini juga turut menguasai pangsa global dengan membuka lebih dari 29 kantor yang tersebar di India, Inggris, Israel, Kanada, Cina, Jerman, Hong Kong, Irlandia, Denmark, dan Swedia.

Hingga aset yang dimiliki bank ini melonjak sebesar 209 miliar dolar AS, sementara jumlah deposito naik menjadi 175,4 miliar dollar AS per 31 Desember 2022.

Krisis modal yang dialami Silicon Valley Bank terjadi imbas dari sikap agresif bank sentral AS yang terus menaikkan laju suku bunga untuk menekan inflasi Amerika di kisaran dua persen.

Sayangnya cara tersebut membuat simpanan likuiditas Silicon Valley Bank terkikis, lantaran para startup di industri teknologi mulai mengurangi pinjaman pada SVB ditengah meningkatnya aksi rush bank atau penarikan uang secara massal.

Serangkaian tekanan ini yang membuat Silicon Valley bank dilanda krisis modal terparah dan terpaksa menjual 2,25 miliar saham baru untuk menopang bisnisnya.

Kondisi ini kian diperparah setelah para investor dilanda kepanikan, hingga mengakibatkan banyak perusahaan ventura menarik dananya dari SVB tembus mencapai 42 miliar dolar AS pada 9 Maret 2023.

Imbas aksi rush bank yang dilakukan nasabah, saham SVB jatuh lebih dari 60 persen hanya dalam kurun waktu 48 jam. Kolapsnya SVB bahkan menjadi alarm bahaya bagi ekonomi AS.

Untuk mencegah pembengkakan kerugian, SVB bahkan sempat diambil alih oleh Lembaga Penjamin Simpanan di Amerika Serikat atau federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) .

Barulah pada tanggal 13 Maret 2023, Perbankan Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited atau HSBC memutuskan untuk mengakuisisi Silicon Valley Bank (SVB) cabang Inggris yang memiliki 3.000 nasabah.

Akuisisi SVB di Inggris dilakukan setelah HSBC mendapat restu dari Bank of England selaku bank sentral negara tersebut.

Dalam pembelian tersebut, HSBC dikabarkan hanya membayar 1 poundsterling atau setara Rp 18.700 dalam upaya mencegah terjadinya krisis di pasar finansial.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini