News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hartono Bersaudara Kembali Jadi Orang Terkaya Indonesia Setelah Saham BYAN Susut

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Michael Bambang Hartono

TRIBUNNEWS.COM -- Persaingan di puncak orang terkaya di Indonesia berlangsung sengit.

Konglomerat pemilik pabrik rokok PT Djarum dan Bank Central Asia (BCA), R Budi Hartono dan Michael Hartono mengambil alih pucuk pimpinan orang paling tajir se Indonesia pada awal Juni ini.

Keduanya menyalip rival terberat mereka, Low Tuck Kwong bos batu bara yang kekayaannya saat ini mengalami penurunan.

Baca juga: Kekayaan Bernard Arnault Turun Rp164 T dalam Sehari, Elon Musk Berkesempatan Jadi Orang Terkaya Lagi

Melansir data Forbes Billionaires Index, kekayaan 'bos Djarum' Budi Hartono ditaksir mencapai 26,1 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 391,5 triliun dan Michael Hartono sebesar 25 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 375 triliun.

Dengan nilai tersebut, Hartono bersaudara menempati peringkat pertama dan kedua orang terkaya Indonesia.

Sementara itu, kekayaan Low Tuck Kwong ditaksir mencapai 21,3 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 319,5 triliun.

Jika dibandingkan posisi awal tahun ini, pundi kekayaan Low Tuck Kwong sudah menguap 4,2 miliar dollar AS.

Ia pun harus merelakan gelar orang terkaya RI.

Sebagai informasi, pada pengujung Desember lalu, Low Tuck Kwong berhasil mengambil alih posisi orang terkaya Indonesia yang sudah lama ditempati oleh Hartono Bersaudara.

Hal ini seiring dengan terus melonjaknya harga saham perusahaan batu bara miliknya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN).

Tercatat sepanjang tahun lalu harga saham BYAN melesat lebih dari 500 persen.

Lonjakan harga terjadi setelah BYAN melakukan aksi pemecahan saham atau stock split dengan nominal 1:10.

Baca juga: Bos Tesla Elon Musk Kembali Jadi Orang Terkaya di Dunia, Kekayaan Bersihnya Capai Rp 2.851 Triliun

Namun, selama dua pekan terakhir harga saham BYAN cenderung terus terkoreksi.

Pada perdagangan Rabu (2/6/2023) lalu, harga saham BYAN ditutup di level Rp 15.000 per lembar saham.

Padahal, pada awal tahun ini saham BYAN masih diperdagangkan di atas Rp 21.000 per lembar saham.

Sementara itu, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), yang merupakan salah satu kontributor utama kekayaan Hartono Bersaudara, terpantau bergerak stabil cenderung menguat sejak awal tahun ini.

Pada penutupan perdagangan Rabu lalu, harga saham BBCA dipatok sebesar Rp 9.050 per lembar saham.

Dengan pergerakan yang lebih stabil tersebut, Hartono Bersaudara berhasil kembali menempati posisi pertama orang terkaya Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini