News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cuaca Ekstrem

Pemerintah Dinilai Tak Bergerak Cepat Hadapi El Nino Meski Diingatkan Sejak Lama, Impor Jadi Andalan

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Musim kemarau ekstrim atau El Nino diperkirakan akan mencapai puncaknya Agustus 2023.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan, meskipun tingkat inflasi di Indonesia mulai melandai, pengaruh perubahan iklim terhadap harga komoditas pangan patut diwaspadai.

"Tantangan masih ada karena kami perkirakan akan ada gangguan El Nino di paruh kedua 2023. Jangan lengah," ucap Destry dalam paparannya dikutip dari YouTube Bank Indonesia, Kamis (18/5/2023).

Baca juga: Waspada DBD saat El Nino, Ketahui Gejala Infeksi dan Cara Pencegahanya Menurut Kemenkes

"Walaupun Indonesia atau nasional sekarang inflasi pangan sudah turun di level 3,7 persen dari tertingginy 11 persen, tapi kita tetap waspda karena ada tantangan dari cuaca," sambungnya.

Destry melanjutkan, Pemerintah Pusat, Bank Indonesia hingga Pemerintah tingkat Daerah juga terus melakukan koordinasi penuh untuk menstabilkan tingkat inflasi nasional.

Koordinasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) telah terbukti menurunkan inflasi hingga ke angka 3,7 persen.

Diketahui, beberapa waktu lalu inflasi nasional sempat mengalami peningkatan imbas sejumlah faktor. Salah satu yang utama disebabkan kebijakan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.

"Yang terjadi dengan GNPIP langsung dipimpin Bapak Presiden, ini memberikan hasil dengan sinergi yang kuat," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga telah mewanti-wanti dampak El Nino yang terjadi di Indonesia.

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag, Kasan menjelaskan, ancaman yang patut diwaspadai adalah penurunan produksi pangan seperti produk sawit, kedelai, gula, dan lainnya.

Sebagai informasi, El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut yang kemudian mempengaruhi cuaca dan curah hujan.

"Adanya El Nino ini dampaknya bukan hanya kepada produk sawit, tentu produk yang lain, termasuk pangan yang juga diproduksi di negara lain. Baik itu kedelai maupun gula dan sebagainya," ucap Kasan di Kantor Kemendag Jakarta, Kamis (27/4/2023).

Baca juga: BMKG Minta Warga Diminta Mewaspadai Potensi Kekeringan Akibat El Nino

"Tentu dampak dari El Nino itu ada. Satu, kita antisipasi adanya dampak terhadap kemungkinan penurunan produksi," sambungnya.

Kemudian yang kedua, efek El Nino akan berdampak terhadap meroketnya harga komoditas pangan yang tak terkontrol.

Untuk itu, diperlukan koordinasi antar Kementerian/Lembaga untuk menyikapi adanya ancaman El Nino.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini