Bila pengunjung ingin gemblong digoreng di tempat, cukup menambah Rp 3.000.
Varian lain juga tersedia bagi pengunjung yang tidak suka durian.
Mulai dari gemblong isi cokelat, nangka, bligo, gula jawa, keju, nanas, maupun kombinasi.
Baca juga: UMKM di Solo Sulap Limbah Kayu Jati Jadi Produk Kerajinan Kreatif
Selain gemblong durian, Gemblong Duren 357 juga menjual timus, getuk, dan gemblong mini.
Inovasi terus dilakukan untuk memperkaya pilihan oleh-oleh.
"Produk baru kami ketan durian, kadang ada orang bilang kalau gemblong lebih kental rasa singkongnya, sedangkan ketannya kurang,"
"Jadi kami buat produk ketan durian," ungkap Bu Gemblong.
Rata-rata omzet per bulan Gemblong Duren 357 mencapai Rp 70 juta.
"Rata-rata bisa menjual 100 pack, tapi ya kalau pas sepi bisa hanya 10-20 pack per hari," imbuhnya.
Berdayakan Petani Lokal hingga Emak-emak
Usaha Gemblong Duren 357 memberdayakan petani lokal dan emak-emak.
Bahan utama yang digunakan Gemblong Duren 357 adalah singkong yang didapat dari para petani.
"Saya lihat Tawangmangu itu khasnya singkong Jalak Towo, kami ingin punya usaha yang bina lingkungan," ujar Bu Gemblong.
Sementara itu, mayoritas pegawai Gemblong Duren 357 merupakan emak-emak.