News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Pemilik Warung Makan Padang yang Merintis Usaha Selama 25 Tahun Tanpa Utang

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahmad Sukri (54) menjalankan usaha warung makan Padang Amanda di Palmerah, Jakarta Pusat.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sudah 25 tahun Ahmad Sukri (54) menjalankan usaha warung makan Padang Amanda di Palmerah, Jakarta Pusat.

Selama itu, ia mengaku tidak pernah mengajukan pembiayaan di bank mana pun.

"Karena saya punya modal. Awal sekali (modal) hasil dagang pakaian di Pasar Palmerah," kata dia saat ditemui Tribunnews.com, beberapa waktu lalu.

Di tahun 1998, Sukri merintis warung makan Padangnya di Palmerah.

Hingga saat ini usahanya berjalan lancar.

Dalam sehari Sukri mengantongi omzet Rp 2.500.000.

"Modal pertama sekitar Rp 1.000.000. Itu uang tabungan hasil berdagang pakaian," ujar dia.

Sukri menyampaikan, dengan tabungan pribadi maka usahanya tidak terbebani dengan pinjaman atau bunga pinjaman.

Usaha tanpa utang menjadi prinsip Sukri.

Baginya, menjalankan usaha harus pintar melihat peluang, gigih, dan bersabar.

Selain itu agar pelanggan terus berdatangan, ia harus menjaga kualitas rasa masakan Padang olahannya.

"Memulai warung Padang karena di sekitar Gelora ini karena saya berfikir belum ada yang menjual masakan Padang di jaman itu (1998). Saya tidak ingin langsung (usaha ini) besar. Pelan-pelan bertahan dan kini dikenal banyak orang," ungkap Sukri.

Sukri menuturkan, usaha warung makannya ini diharapkan menjadi usahanya terakhir dan terus bertahan sampai generasi anak dan cucunya kelak.

Sudah sejak muda, Sukri bermimpi menjadi pengusaha.

"Saya jualan dulu di pasar. Lalu jualan pakaian ada kerusuhan tutup tapi masih punya tabungan. Tabungan itu buat modal usaha warung makan ini dan Alhamdulillah sampai sekarang bertahan," kata dia.

Baca juga: QRIS Transfer, Setor dan Tarik Tunai, Bagaimana Keamanannya dan Akan Kurangi Jumlah ATM?

Jadi Nasabah Setia BRI

Pria asal Padang ini mengatakan, ia telah menjadi nasabah BRI sekira 40 tahun lamanya.

Dahulu disebut Sukri, BRI bernama Simpedes.

Ia mengingat, saat menjajal usaha pertamanya di Padang dirinya mendapat modal cuma-cuma dari Simpedes 

"Umur 2 SMP kurang lebih 40 tahun menjadi nasabah BRI. Masih setia, karena dulu BRI di kampung itu namanya simpedes," terang Sukri.

Diwaktu itu, Simpedes bermanfaat untuk mengirimkan uang kepada orangtuanya di kampung.

"Karena Simpedes itu sampai di pelosok-pelosok desa dulu," kenang Sukri.

Kini ia pun menggunakan super Apps BRImo dalam transaksi hariannya sejak tahun 2020.

Selain itu, untuk mendukung kemudahan dalam usaha warung Padang Amanda, ia memilih untuk memberikan fasilitas metode pembayaran dengan scan barcode atau QRIS BRI.

"BRI datang menawarkan QRIS di tahun 2020. Karena mempermudah pembayaran tidak perlu uang kembalian proses cepat apabila di jam-jam sibuk saat makan siang. Efektif. Siang dibayar pelanggan, sore sudah bisa diambil (hasil jualan), ungkap Sukri.

Sementara itu, ketika pandemi Covid-19 usahanya sempat terdampak.

Namun, ia tak habis akal untuk tetap berjualan.

Sukri memanfaatkan penjualan online seperti Gofood dan Grabfood.

"Sekarang saya fokus jualan di sini (kantin karyawan Kompas Gramedia) dan buka akun di Gojek dan Grab," terang ayah 2 orang anak ini.

Seorang pelanggan warung Padang Amanda, Ayu (32) mengaku pembayaran dengan QRIS sangat efektif dan efektif.

Baca juga: Makin Efisien, QRIS Segera Dipakai Untuk Tarik-Setor Tunai dan Transfer Uang

Ia tidak repot membawa uang cash jika berpergian.

"Cukup dengan smarthandpohbe dan kuota. Tinggal scan selesai, simple," kata Ayu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini