Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama menanggapi isu perombakan direksi di tubuh BUMN bidang penyelenggaraan energi.
Jajaran dewan direksi Pertamina menemui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada hari ini Kamis (20/7/2023).
“Saya tidak tahu,” singkat pria yang akrab disapa Ahok kepada Tribunnews.com, Kamis (20/7/2023).
Baca juga: Ahok Temui Hendrar Prihadi, Ingin LKPP RI Cawe-Cawe di Pengadaan Pertamina, Ini Kata Hendi
Ahok menjelaskan pertemuan petinggi direksi Pertamina dengan Erick Thohir membahas hal lain yakni soal akuisisi saham Shell.
“Kemungkinan melaporkan soal akuisisi saham Shell yang tadi pagi kami rapat,” ucapnya lebih lanjut.
Alasan Pertamina mengambil alih saham Shell di blok Masela pada akhir Juni 2023 diungkap oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Arifin Tasrif.
Ia memastikan PT Pertamina bakal mengelola 35 persen saham Shell Indonesia di Blok Masela pada akhir bulan ini.
Baca juga: Harga BBM di SPBU Pertamina se-Indonesia per Selasa, 18 Juli 2023: Pertamax Turbo Rp 14.000/Liter
Arifin mengungkapkan, Pertamina bakal masuk bersama konsorsium untuk mengambil alih saham Shell tersebut.
"Mengenai Blok Masela Insyaallah akhir bulan ini akan kita selesaikan perjanjian alih sahamnya. Sudah ada titik temu," kata Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Senin (5/6/2023).
Desakan untuk mempercepat proses alihkelola Blok Masela disampaikan sejumlah anggota Komisi VII DPR RI.
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengungkapkan, jika memang Shell tidak berniat mengelola Blok Masela maka harus segera diserahkan kepada pihak yang berminat.
"Kalau tidak mau (teruskan) serahkan pada yang berminat, ada Pertamina, Petronas. Diterminasi saja (kontraknya)," ungkap Mulyanto.
Menurutnya, pemerintah harus berani mengambil sikap dan jangan sampai dianggap lemah dalam proses alih kelola saham Shell Indonesia.