News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Humpuss Maritim Internasional akan IPO, Bagaimana Kinerja Keuangannya?

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harga saham perdana yang ditetapkan PT Humpuss Maritim Internasional dalam IPO kali ini adalah Rp 100 per lembar saham dengan target dana sebanyak-banyaknya adalah Rp 270 miliar.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Humpuss Maritim Internasional (HUMI) akan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia.

Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 2,7 miliar lembar saham biasa atas nama yang merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel perseroan, atau sebanyak-banyaknya 15 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham.

Harga saham perdana yang ditetapkan perseroan adalah Rp 100 per lembar saham dengan target dana sebanyak-banyaknya adalah Rp 270 miliar.

Mengacu kepada prospektus IPO HUMI yang dirilis belum lama ini, rasio utang perusahaan terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) perseroan per 31 Desember 2022 masih 0,55x.

Sedangkan, DER yang dipersyaratkan maksimal mencapai 2,5x dari ekuitas perusahaan. Artinya, risiko bisnis HUMI sangat kecil karena rasio utang terhadap ekuitasnya sangat terkontrol.

Menurut laporan keuangan perusahaan per triwulan I 2023 ekuitas tersebut diketahui meningkat sebesar 3,61 persen bila dibandingkan dengan akhir 2022 sebesar USD137,93 juta atau sekitar Rp2,07 triliun dengan asumsi kurs Rp15.000 per USD.

Akumulasi ekuitas HUMI terus bertambah pada periode kuartal I-2023 menjadi USD143 juta, setara Rp2,14 triliun.

Pada sisi lain, total liabilitas HUMI masing-masing senilai USD76,22 juta dan USD70,13 juta untuk periode 31 Desember 2022 dan 31 Maret 2023. Angka itu setara dengan Rp1,14 triliun dan Rp1,05 triliun.

Jika merujuk pada laporan keuangan per triwulan I 2023, kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek terlihat baik yaitu sebesar 1.41x.

Rasio utang perusahaan terhadap ekuitas (debt equity ratio/DER) perseroan per 31 Maret 2023 adalah 0,49x menggambarkan kemampuan perseroan terhadap penyelesaian utang semakin baik.

Direktur Utama HUMI Tirta Hidayat mengatakan, sehatnya rasio keuangan yang dimiliki perseroan menyiratkan proporsi kuat untuk membiayai ekspansi bisnis ke depannya sekaligus meningkatkan kinerja keuangan pada periode-periode selanjutnya.

Baca juga: IPO di Bursa Efek Indonesia, Humpuss Maritim Targetkan Dana Segar Rp 270 Miliar

“Dengan kemampuan tersebut, kami optimistis potensi bisnis HUMI akan terus berlanjut, apalagi dengan kondisi industri pascapandemi saat ini yang mendorong semua pihak melakukan ekspansi, termasuk di segmen kepelabuhan dan kemaritiman,” ujarnya melalui keterangan pers, yang ditulis Minggu (23/7/2023).

Tercatat, pada kuartal I-2023, perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan usaha 9,13 persen year-on-year (yoy) menjadi USD23,26 juta dari USD21,31 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Laba periode tahun berjalan melonjak sekitar 46,10 persen yoy dari USD3,53 juta per akhir Maret 2022 menjadi USD5,15 juta pada tiga bulan pertama tahun ini, setelah adanya penyesuaian laba entitas yang bergabung di dalam perseroan.

Baca juga: Dana Hasil IPO Amman Mineral untuk Biayai Ekspansi dan Lunasi Utang

Sisi segmen jasa penyewaan dan pengelolaan kapal, segmen jasa penunjang armada laut (marine support) yang dimiliki HUMI juga memiliki prospek bisnis yang menjanjikan yang ditimbulkan tingginya permintaan pada sektor maritim dunia maupun nasional.

Berdasarkan laporan Seafarer Workforce, kebutuhan awak kapal dunia untuk level perwira pada tahun 2026 diperkirakan mencapai 947.050. Adapun kemampuan pasokan SDM setiap tahunnya hanya mencapai 17,902 atau 2 persen per tahun.

Sedangkan kebutuhan awak kapal rating dunia (non perwira) diperkirakan mencapai 1.069.500. Kebutuhan suplai setiap tahunnya sekitar 6.866 atau 0,6 persen per tahun. Tingginya kebutuhan akan awak kapal juga terjadi di dalam negeri.

Mengacu data Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, jumlah armada nasional terus bertambah. Dalam periode 31 Mei 2005 - 31 Desember 2019, terdapat pertumbuhan armada sekitar 26.546 kapal.

Sebagai pendukung utama dalam industri distribusi energi, HUMI juga menjalankan bisnis pengelolaan dan pengembangan awak kapal melalui jasa pelatihan yang pengalamannya telah teruji yang didukung oleh keahlian terbaik dengan kompetensi sesuai standar pelayaran internasional dan nasional.

“Optimisme pertumbuhan kinerja perseroan didukung oleh tingginya potensi pada sektor kepelabuhan dan kemaritiman serta kemampuan HUMI untuk terus mengembangkan bisnis yang kami percayai akan memberikan dampak optimal bagi seluruh shareholder kami,” tutur Tirta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini