News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Antisipasi Kekeringan Dampak E Nino, Ini Upaya Mitigasi Bersama oleh BNPB dan Bapanas 

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di acara dialog ‘Waspada Dampak El Nino’ yang diselenggarakan Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, Senin (31/7/2023).

“Prediksi BMKG menunjukkan bahwa musim kemarau pada tahun ini diperkirakan lebih kering dibandingkan tiga tahun sebelumnya,” lanjutnya.

Fachri menyebutkan, beberapa wilayah yang diprediksi akan mengalami curah hujan sangat rendah mencakup sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan, Tengah, dan Tenggara.

“Saat ini di Bali, NTB dan NTT sudah masuk dalam krisis, karena dalam catatan kami sudah 60 hari tidak turun hujan,” ujarnya.

Meskipun puncak El Nino diperkirakan pada Agustus-September, pengaruhnya akan terus berlangsung hingga Desember. Oleh karena itu, kewaspadaan harus tetap dijaga dan langkah-langkah mitigasi perlu diantisipasi.

Fachri menekankan pentingnya pengelolaan air tanah dalam menghadapi El Nino. Karena itu, BMKG memberikan informasi ketersediaan air tanah sebagai referensi perencanaan tingkat lanjut.

“BMKG berusaha menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk menyampaikan informasi terkini tentang El Nino. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadapi El Nino dan memanfaatkan informasi BMKG dengan baik,” papar dia.

Selain berkurangnya curah hujan, El Nino juga membawa dampak lain seperti perbedaan suhu di siang dan malam hari yang ekstrem, terutama di dataran tinggi.

Karena itu, masyarakat di lingkungan perkotaan juga perlu mewaspadai suhu tinggi yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat.

“Hemat air dan perhatikan kualitas udara menjadi langkah penting untuk mengurangi dampak suhu ekstrem,” ucapnya.

Ketahanan Pangan

Mengatisipasi terjadinya El Nino yang dapat menyebabkan kekeringan, banjir, perubahan pola iklim lainnya yang dapat mengganggu produksi pertanian dan menyebabkan kelangkaan pangan dan kenaikan harga.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya memiliki strategi mitigasi yang telah diambil untuk menjaga stok pangan komoditas hingga akhir 2023.

“Bapanas telah menugaskan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengelola stok beras. Tahun ini, Bulog telah ditugaskan untuk menyimpan 2,4 juta ton beras, meningkat dari jumlah tahun lalu yang hanya 900 ribu ton,” jelasnya.

Atas perintah dari Presiden, cadangan pangan akan ditingkatkan menjadi lebih dari 1 juta ton. “Hal ini merupakan langkah penting untuk menghadapi potensi krisis pangan akibat kemarau sebagai dampak dari El Nino,” imbuh dia.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini