News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Belajar dari Kasus Kripto Mahasiswa UI, Calon Investor Harus Paham Dinamika Pasar

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bitcoin dan mata uang kripto lainnya

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahasiswa Universitas Indonesia berinisial AAB nekat membunuh juniornya MNZ usai mengalami kerugian dalam investasi kripto.

Polisi menyebut AAB nekat membunuh menghabisi nyawa MNZ usai merugi investasi kripto senilai Rp 80 juta dan terjerat utang pinjaman online (pinjol).

Perkembangan dunia digital membuat aset kripto yang dahulu kurang populer, menjadi sorotan utama selama beberapa tahun belakangan ini.

Baca juga: Mahasiswa UI Rugi Rp80 Juta Akibat Kripto hingga Menyebabkan Pembunuhan, Ini Respon OJK

Direktur Utama PT Utama Aset Digital Indonesia (Bittime) Ronny Prasetya mengatakan penting untuk diingat investasi dalam aset kripto bukanlah tindakan yang seharusnya diambil secara gegabah.

"Sebelum terjun untuk berinvestasi dalam aset kripto, penting bagi setiap calon investor untuk memahami dengan baik dinamika pasar, teknologi blockchain yang mendasari, serta risiko yang terkait," ujar Ronny dalam keterangan, Jumat (11/8/2023).

"Kripto memiliki potensi yang luar biasa, akan tetapi juga rentan terhadap volatilitas yang signifikan. Oleh karena itu, pengetahuan yang solid adalah kunci utama untuk mengambil keputusan yang tepat,” imbuhnya.

Ronny juga menekankan tentang pentingnya edukasi dan pemahaman sebelum berinvestasi.

"Kami memahami betapa krusialnya pemahaman mendalam bagi investor kripto. Kami melihat banyak investor yang memulai investasi aset kripto mereka dengan sangat antusias, namun tidak jarang pula sebagian dari investor tersebut belum memahami mengenai aset yang mereka investasikan,” tukasnya.

Hal ini terlihat dari beberapa kasus yang belakangan ini muncul di Indonesia, yaitu kerugian besar yang bahkan menyebabkan pertikaian antar investor dikarenakan minimnya pemahaman mereka akan dinamika pasar dan aset kripto yang mereka jadikan sebagai instrumen investasi.

“Sangat disayangkan aset kripto yang pada dasarnya membuka peluang besar untuk kita belajar dan mengeksplorasi pilihan aset investasi justru berujung merugikan berbagai pihak akibat rendahnya literasi keuangan, terutama terkait aset kripto di masyarakat,” tambah Ronny.

Baca juga: Bappebti : 50 Persen Investor Kripto Indonesia Didominasi Millenial dan Gen Z

Bukan tanpa dasar, Ronny melihat fenomena ini dapat saja terjadi di masa yang akan datang berdasarkan Infografis Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di mana tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia masih cukup rendah.

Pada data di bawah ini dapat dilihat bahwa literasi keuangan masyarakat Indonesia belum mencapai tahap maksimal, terlebih pada sektor jasa keuangan Fintech.

Demi mendukung peningkatan literasi keuangan masyarakat Indonesia, dibutuhkan komitmen dari para pelaku usaha di bidang ini untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai investasi, aset kripto, dan teknologi blockchain kepada masyarakat.

Keterlibatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan yang kuat sebelum memasuki dunia investasi kripto yang terus berkembang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini