Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus menggenjot produk-produk olahan kilang berkualitas dan lebih ramah lingkungan.
Kilang Cilacap dengan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) dan Kilang Balongan dengan proyek Kilang Langit Biru Balongan (KLBB) memasok BBM berkualitas untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Kilang Cilacap melalui PLBC yang selesai dibangun tahun 2019 menghasilkan produk gasoline dengan kandungan sulfur setara Euro IV. Sebelumnya hanya dapat memproduksi gasoline dengan kandungan sulfur setara Euro II.
Dengan kualitas setara Euro IV tersebut, kandungan Sulfur pada sebagian BBM produksi kilang Cilacap berada di bawah 50 ppm dari sebelumnya sebesar 150-300 ppm.
Produk-produk yang dihasilkan di Kilang Cilacap yakni Solar, Pertamax, Pertalite, Pertamina Turbo, Pertamina Dex, produk Petrokimia, lube base.
Produk BBM dan LPG dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan BBM di area Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
Kapasitas pengolahan kilang Cilacap saat ini merupakan yang terbesar di Indonesia yaitu 348 KPBD (ribu barel per hari).
Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menjelaskan, Kilang Cilacap telah menyelesaikan Tahap I proyek Green Refinery pada Februari 2022 lalu.
Baca juga: Dukung Satgas RAFI, Kilang Pertamina Plaju Jaga Keandalan Kilang
Dengan selesainya Tahap I tersebut, Kilang Cilacap telah dapat memproduksi produk yang lebih ramah lingkungan yakni Green Diesel dengan kandungan sulfur setara Euro V dengan kapasitas produksi 2500 BPD.
Selain itu, dari unit yang sama, Kilang Cilacap saat ini juga telah berhasil memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF).
“Uji coba penerbangan perdana menggunakan bahan bakar nabati, campuran Bioavtur 2,4 persen yang dikenal dengan SAF 2.4J telah terlaksana menempuh jarak Bandung - Jakarta menggunakan pesawat CN235 pada 6 Oktober 2021," ungkap Taufik dalam keterangannya, Jumat (18/8/2023).
Baca juga: Pasok Gas Bumi ke Kilang Pertamina, Pembangunan Pipa Gas Senipah-Balikpapan Sudah 80 Persen
"SAF menghasilkan emisi lebih rendah, yaitu 0.2948 kg CO2 Eg/liter dibandingkan Avtur Fossil 0.2995 kg CO2 Eq/liter,” sambungnya.
Taufik menjelaskan lebih lanjut terkait kilang lain yang dimiliki Pertamina.