Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Sejumlah saham Asia di pasar Wall Street terpantau merosot tajam selama sesi perdagangan Senin (21/8/2023) setelah Bank Sentral China memangkas suku bunga pinjaman acuan atau loan prime rate (LPR) pada hari ini.
Indeks Hang Seng Hong Kong merosot 0,85 persen dalam kurun waktu 24 jam terakhir, penurunan serupa juga dialami pasar saham Shanghai Composite China yang terkoreksi 0,18 persen.
Sedangkan Indeks CSI 300 dari blue chip yang terdaftar di Tiongkok turun 0,9 persen. Tak hanya itu Straits Times Singapura juga ikut melemah 0,25 persen dan ASX 200 Australian turun tipis dikisaran 0,08 persen.
Dengan pemangkasan ini nantinya PBoC hanya memangkas LPR tenor 1 tahun yakni menjadi 3,45 persen dari sebelumnya dipatok dikisaran 3,55 persen.
Kendati pemangkasan suku bunga yang dilakukan POBC bertentangan dengan pandangan bank sentral global yang belakangan aktif memperketat kebijakan moneternya dengan mengerek naik suku bunga ke level tertinggi.
Baca juga: Sikap Antisipatif Investor Terhadap Suku Bunga The Fed Bikin Mayoritas Bursa Asia Melemah
Namun bank sentral China meyakini bahwa pemangkasan suku bunga dapat menetralkan perekonomian negara yang saat ini tengah berkontraksi, akibat anjloknya indeks harga konsumen (IHK) China sebesar 0,3 persen dan Indeks Harga Produsen (Producer Price Index/PPI) yang mengalami deflasi 4,4 persen (yoy).
Sayangnya pasca kebijakan ini ditetapkan mata uang yuan China mengalami tekanan anjlok 0,4 persen pada Senin pagi, hingga tercatat jadi penurunan terendah yang pernah dialami Yuan sejak Agustus 2022.
Baca juga: Bursa Saham Asia Catat Rapor Merah Imbas Kebangkrutan Evergrande
"Meski pengumuman LPR mengecewakan, namun PBoC tidak akan goyah dan tampaknya akan terus melakukan pemotongan suku bunga yang jauh lebih besar demi menghidupkan kembali permintaan kredit dalam negeri," tulis kepala Capital Economics Tiongkok Julian Evans-Pritchard.