Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM WASHINGTON - Badan Pangan PBB, Food and Agriculture Organization (FAO) memperingatkan negara-negara di Asia untuk bersiap menghadapi bencana inflasi pangan.
Peringatan tersebut dilontarkan FAO usai harga beras di pasar Asia mengalami lonjakan tajam selama beberapa pekan terakhir, hingga harganya mencapai level tertinggi dalam 12 tahun.
"Harga beras global sangat mengkhawatirkan. Yang jelas adalah volatilitas harga pangan akan terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang," kata Direktur Senior Bank Pembangunan Asia Qingfeng Zhang seperti yang dikutip dari CNBC International.
Baca juga: Pemerintah Klaim Stok Beras Aman Tapi Harganya Malah Naik, Pedagang Pasar Mengeluh
Kenaikan harga beras di pasar Asia mulai terjadi pasca Perdana Menteri India Narendra Modi memberlakukan pembatasan ekspor beras basmati.
Pembatasan ini diberlakukan Modi untuk menjaga stok beras dalam negeri pasca sentra-sentra produksi beras seperti Punjab dan Haryana India mengalami gagal produksi akibat cuaca ekstrim.
Kondisi serupa juga terjadi pada Thailand selaku pengekspor beras terbesar kedua di Asia, dalam laporan tertulisnya pemerintah setempat menjelaskan negaranya tengah dilanda gelombang panas El Nino.
Kondisi ini yang membuat para petani gagal melakukan produksi hingga pasokan beras putih dengan butiran panjang khas Thailand menjadi langka dan harganya melesat naik menjadi 648 dolar AS per ton, paling mahal sejak Oktober 2008.
“Thai white rice atau kategori beras putih dengan butiran panjang melonjak 50 persen dalam setahun terakhir, lantaran curah hujan di bawah 40 persen dan cuaca kering mengancam produksi di Thailand sebagai produsen beras terbesar kedua di Asia,” jelas Asosiasi Eksportir Beras Thailand.
Belum diketahui sampai kapan fenomena el nino akan terus menghantam Asia, namun apabila bencana kemarau akibat el nino berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka sejumlah negara Asia dan Afrika kemungkinan besar akan mengalami krisis pangan.
Mengingat Thailand dan India sendiri menjadi pemasok beras terbesar di Asia, dimana dalam setahun terakhir Thailand sanggup mengekspor lebih dari 8 juta ton beras untuk pasar Asia. Sementara India menyumbang ekspor 21,5 juta ton beras per tahun.
“Filipina sebagai akan negara yang paling rentan terhadap lonjakan harga pangan, karena tingginya porsi pangan dalam keranjang inflasi harga konsumen sebesar 34,8 persen dan beras menyumbang 8,9 persen dari keranjang tersebut,” jelas ekonom Asal Asia, Nomura.
Sebagai informasi krisis pangan akibat gelombang panas El Nino bukan kali pertama yang dialami Asia, pada tahun 2010 hingga 2012 silam sejumlah negara di Asia pernah dilanda krisis pangan.
Bank Pembangunan Asia memperkirakan kenaikan harga pangan internasional mencapai 30 persen pada 2011.
Imbas bencana pangan tersebut, sebanyak 64,4 juta orang di Asia dinyatakan masuk kedalam jurang kemiskinan.