TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar ekonomi lingkungan IPB University Aceng Hidayat menilai positif penerapan industri hijau PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream PT Pertamina (Persero).
Dengan mengimplementasikan industri hijau, yang antara lain melalui langkah-langkah dekarbonisasi, akan semakin meningkatkan daya saing PHE di masa mendatang.
“Ya (meningkatkan daya saing PHE). Karena saat ini permintaan untuk produk industri hijau di dunia sangat besar. Sehingga di masa depan, perusahaan dengan proses produksi ramah lingkungan yang akan survive. Jika PHE atau Pertamina benar-benar telah melakukan praktik dekarbonisasi dengan baik sekarang, di masa datang akan mendapat ruang yang lebih baik di pasar energi,” kata Aceng, Minggu (27/8/2023).
Baca juga: Lowongan Kerja PT Pertamina Patra Niaga Terbaru Agustus 2023, Buka 13 Posisi bagi Lulusan S1
Menurut Aceng, penerapan proses produksi rendah karbon merupakan investasi jangka panjang. Bukan semata-mata untuk satu atau dua tahun mendatang.
Bahkan tidak hanya meningkatkan daya saing, penerapan industri hijau, juga membuat kredibilitas perusahaan semakin meningkat.
“Perusahaan atau industri yang menerapkan proses produksi rendah karbon saat ini dinilai memiliki reputasi lebih baik,” imbuhnya.
PHE memang terus berkomitmen untuk menekan emisi karbon. Antara lain melalui implementasi enam pilar dekarbonisasi perusahaan.
Yaitu energy demand & efficiency, gas recovery & asset integrity, low carbon power, low carbon heat, Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS), serta offsetting melalui natural based solution.
Melalui penerapan enam pilar dekarbonisasi tersebut, akhir bulan lalu PHE bahkan mencatatkan pengurangan emisi mencapai 480 Kilo Ton C02eq atau setara 110 persen dari target di bulan Juli lalu.
Pengurangan emisi dilakukan oleh Pertamina Hulu Energi, baik dari regional maupun Anak Perusahaan terafiliasi.
Penurunan emisi tersebut, menurut Aceng memang positif. Apalagi, lanjutnya, selama ini sektor energi, industri manufaktur dan kendaraan bermotor paling berkontribusi terhadap polusi karbon.
“Itu good buat Pertamina. Selama menurunkan emisi dia telah berkontribusi untuk mendinginkan bumi,” ujar Aceng.
Baca juga: Pertamina Tingkatkan Kerja Sama Energi dengan Tanzania Petroleum Development Company
Itu sebabnya, Aceng juga berharap, langkah PHE bisa menjadi model bisnis bagi BUMN lain yang menghasilkan emisi gas.
“Memang harus dicatat bahwa industri hijau itu dalam jangka pendek membutuhkan investasi besar. Tetapi kita harus berpikir jauh ke depan jangan tanggung-tanggung cuma mencari untung,” ujar pengajar di Departemen Ekonomi dan Sumberdaya Lingkungan IPB University, tersebut.
Aceng juga berharap, PHE tidak sekadar menekan karbon yang dihasilkan proses produksi. Lebih dari itu, secara perlahan juga menerapkan clean technology.