Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Potensi panas bumi Indonesia mencapai 23.965 Mega Watt (MW) atau terbesar kedua di dunia. Namun, potensi tersebut baru dimanfaatkan sekitar 9,8 persen dengan kapasitas pembangkit listrik terpasang sebesar 2.342,63 MW dari 16 Wilayah Kerja.
Dengan potensi tersebut, PT Pertamina (Persero) siap menunjukkan proyek-proyek geothermal yang saat ini dioperasikan anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) di ajang flagship event ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang akan digelar pada 5-6 September 2023 di Jakarta.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menjelaskan, Pertamina berperan strategis dalam pengelolaan energi panas bumi dengan mengoperasikan 15 Wilayah Kerja (WK) di Indonesia.
Masing-masing 13 WK dikelola sendiri (own operation) dan 2 WK dikelola bersama mitra (joint operation contract). Menurut Fadjar, Pertamina akan terus mengembangkan energi panas bumi untuk menghasilkan listrik dari sumber energi terbarukan.
Mengingat infrastruktur hijau ini sangat diperlukan untuk menjamin keberlanjutan energi di masa depan.
“Di momentum flagship event AIPF 2023 ini, dengan dukungan Pemerintah, Pertamina siap membangun kerja sama dan kolaborasi dengan mitra global," papar Fadjar dalam pernyataannya, Kamis (31/8/2023).
"Dengan proyek-proyek strategis ini, Indonesia mengukuhkan posisinya sebagai pilar episentrum pertumbuhan ekonomi di ASEAN,” sambungnya. Saat ini, proyek panas bumi ini telah mampu memproduksi geothermal setara listrik sebesar 4.524 Giga Watt per hour (GWh).
Sejak Februari 2023, Pertamina sukses melakukan penawaran saham umum perdana (Initial Public Offering/IPO) anak usahanya PGEO sebesar 10,35 miliar saham dan meraup dana hingga Rp9,05 triliun.
Baca juga: Lebarkan Sayap ke Pasar Afrika, Pertamina Geothermal Energy Kembangkan Potensi Panas Bumi di Kenya
Saat ini 15 WK yang dikelola Pertamina diantaranya adalah Gunung Sibuali-Buali (Sumatera Utara/Sumut), Gunung Sibayak-Sinabung (Sumut), Sungai Penuh (Jambi), Hululais (Bengkulu), Lumut Balai dan Margabayur (Sumatera Selatan), Way Panas (Lampung), Kamojang Darajat (Jawa Barat), dan Karaha Cakrabuana (Jawa Barat).
Baca juga: Analis: Tata Kelola Kas Semrawut Bisa Berimbas pada Saldo Modal Kerja Pertamina Geothermal Energy
“Sesuai dengan masterplan Pertamina pengembangan panas bumi hingga tahun 2026 akan terus ditingkatkan, ditargetkan akan naik 2 kali lipat menjadi 1.108 Megawatt (1,1 Gigawatt),” pungkas Fadjar.