News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Produksi Kopi 2022 Mencapai 794,8 Ribu Ton, Indonesia Berpeluang Lakukan Hilirisasi Kopi

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Proses produksi kopi - Setelah dipanggang, biji kopi akan didinginkan di Cooling Tray untuk menghentikan proses roasting karena panas yang masih tersisa

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produksi kopi Indonesia mencapai 794,8 ribu ton pada 2022, meningkat sekitar 1,1 persen dibanding tahun sebelumnya menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil kopi terbesar ke-3 di dunia setelah Brasil dan Vietnam.

Dengan produksi yang cukup besar ini, membuat Indonesia memiliki peluang melakukan hilirisasi kopi yakni menghubungkan ekosistem dari hulu hingga hilir.

Bean Specialist and Procurement PT Bumi Boga Laksmi, Derby Sumule mengatakan, langkah hilirisasi kopi ini juga sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraannya pada sidang Tahunan MPR/DPR pada 16 Agustus 2023 lalu.

Baca juga: Hadiri HUT FKPPI, Prabowo Bicara Konsep Ekonomi Berkeadilan hingga Ingatkan Pentingnya Hilirisasi

"Presiden mengatakan, dengan potensi Indonesia yang begitu besar, perlu adanya keberlanjutan, tidak hanya mampu mengelola sumber dayanya, tapi juga mampu memberikan nilai tambah dan bisa menghasilkan produk akhir industri yang bernilai tambah,” kata Derby dalam keterangannya, Sabtu (17/9/2023).

Sehingga kata Derby, pihaknya mendorong para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk tidak hanya berfungsi sebagai pemasok biji kopi mentah, tetapi juga sebagai produsen produk kopi olahan sehingga memiliki nilai tambah.

Baca juga: Pamer Pencapaian Hilirisasi Nikel, Luhut: Negara Raup Rp 521 Triliun

"Kami juga merangkul inovasi dalam menghadirkan produk kopi olahan berkualitas tinggi dan berdaya saing global, sehingga siap bersaing dan diekspor ke pasar mancanegara, agar menciptakan peluang baru bagi UKM lokal untuk merambah pasar kopi internasional," katanya.

Ini juga sejalan dengan yang disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat Groundbreaking Center of Excellence (CoE) Kopi Nasional sekaligus Soft Launching Produk Hilirisasi Perkebunan di Solokan Jeruk, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat yakni agar branding kuat perlu melakukan penguatan kelembagaan, pemberdayaan petani dan kemitraan, sekaligus mengangkat produk kopi nasional di kancah internasional.

Ditambahkan Derbi saat ini, tantangan signifikan dalam melibatkan pasar kopi internasional adalah keberlanjutan produk pangan.

"Meskipun biji kopi mentah tetap dicari, kami bersama para mitra, petani kopi lokal, dan pemerintah, berkomitmen untuk mendorong penerapan praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan demikian, kita bisa menghasilkan produk kopi olahan yang memenuhi standar internasional dalam aspek keberlanjutan,” kata Derby Sumule.

Dalam upaya mewujudkan visi penguatan hilirisasi dan penetrasi ke market global yang lebih kuat, Bumi Boga Laksmi dengan lahan seluas 5 hektar dan dengan kapasitas produksi 17 ton kopi per hari telah mengantongi sertifikasi ISO 22000, Halal, BPOM, GMP dan HACCP sebagai acuan atas penerapan sistem produksi yang telah memenuhi standar keamanan pangan yang ketat.

"Kami menanamkan komitmen dalam tahapan distribusi mengingat kunci utama kesuksesan proses hilirisasi ini juga terletak pada konsistensi kualitas produk, pengaturan volume produksi yang stabil, serta pengiriman tepat waktu, di mana elemen-elemen tersebut merupakan tiang penopang keberhasilan hilirisasi," katanya.

"Kami mendukung realisasi tidak hanya program hilirisasi kopi, tetapi juga ekspansi dukungan untuk menunjang peningkatan kegiatan ekspor kopi dan bertekad mengekspresikan keunikan cita rasa khas Indonesia dalam setiap tegukan cangkir kopi di seluruh penjuru dunia," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini