TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Stok kedelai yang ada di Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) kini tinggal 5,58 ton per 14 September 2023.
Padahal kebutuhan per bulan kedelai nasional setiap bulannya mencapai 212.548 ton atau persediaan kurang dari 1 persen alias kritis.
Tentu stok tersebut jauh dari kebutuhan masyarakat terutama untuk produksi pangan tempe dan tahu.
Baca juga: Mendag Ajak Gakoptindo Libatkan Petani Kedelai untuk Kepastian Harga Jual Panenan
Meski demikian, Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) masih mendapatkan pasokan kedelai dari pihak lain.
Ketua Umum Gakoptindo, Aip Syarifudin menyebut minimnya stok kedelai di Bulog tidak berdampak pada produsen tempe dan tahu.
Dikutip dari Kontan.co.id, selama ini kebutuhan kedelai para produsen tahu tempe banyak disokong oleh importir kedelai. Sehingga kosongnya stok kedelai di Perum Bulog tidak memperngaruhi produktivitas mereka.
"Jadi kami tidak kesulitan mendapatkan stok kedelai dan juga tidak ada isu kenaikan harga juga," jelas Aip pada Kontan.co.id, Minggu (17/9/2023).
Meskipun ada stok dari Bulog, Aip mengatakan bahwa produsen tetap memilih untuk membeli dari importir langsung karena beberapa hal.
Pertama, kualitas kedelai dari Bulog tidak sebagus dari importir kedelai. Selain itu, harga dari Bulog juga lebih tinggi daripada beli di importir.
"Dengan pengalaman begitu makanya kita tidak bersedia beli karena memang soal kualitas dan harganya lebih mahal," jelas Aip.
Baca juga: Pasokan Kedelai Cukup, Harga Tahu Tempe di Garut Stabil
Aip juga menyebut, dalam kondisi isu krisis pangan, kedelai menjadi salah satu komoditas yang tidak terdampak saat ini. Menurutnya, selama tahun 2023 harga kedelai dari importir cukup stabil dan pasokanya selalu terpenuhi.
Meski demikian, pihaknya berharap produksi kedelai di dalam negeri dapat meningkat dan berkualitas tinggi, mengingat tidak ada jaminan bahwa krisis pangan juga akan berdampak pada komoditas kedelai.
Soal Penugasan Bulog Impor Kedelai
Berdasarkan data cadangan pangan pemerintah (CPP), Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) mencatat ada dua komoditi CPP yang stoknya kosong di Bulog.
Dua komoditas tersebut ialah jagung dan kedelai. Untuk kedelai sendiri yang saat ini mayoritas masih disokong dari impor, stok di Bulog hanya 5,58 ton per 14 September. Stok tersebut jauh dari kebutuhan per bulan yakni 212.548 ton.