News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Harga Minyak Mentah Melonjak Dekati 100 Dolar AS per Barel Akibat Konflik di Timur Tengah

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Minyak mentah berjangka Brent menguat 1,75 dolar AS atau 2 persen menjadi 91,65 dolar AS per barel.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Harga minyak mentah dunia tercatat mengalami kenaikan pada Rabu (18/10/2023), didorong oleh ketegangan yang meningkat di Timur Tengah setelah ratusan orang tewas dalam ledakan di sebuah rumah sakit di Gaza.

Data terbaru menunjukkan minyak mentah berjangka Brent menguat 1,75 dolar AS atau 2 persen menjadi 91,65 dolar AS per barel.

Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 1,91 dolar AS atau 2,2 persen menjadi 88,57 dolar AS per barel.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Melandai di 90 Dolar Per Barel, Sentimen Perang Israel–Hamas Menurun

“Pasar memperhitungkan premi risiko setelah ratusan warga Palestina tewas dalam ledakan di sebuah rumah sakit di Kota Gaza,” kata Vivek Dhar, analis di Commonwealth Bank of Australia,

“Di samping itu, pasar juga gelisah terhadap ancaman serangan darat Israel di Gaza,” sambungnya.

Sebelumnya, presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dijadwalkan mengunjungi Israel pada Rabu (18/10/2023) untuk menunjukkan dukungan bagi negara tersebut dalam perangnya dengan kelompok militan Hamas.

Gedung Putih mengatakan kunjungan Biden ke Israel juga dilakukan demi meredakan konflik yang terjadi di Timur Tengah.

“Pendudukan yang berkepanjangan muncul sebagai skenario yang mendorong harga minyak Brent di atas 100 dolar AS per barel karena hal ini meningkatkan risiko meluasnya konflik Hamas Israel dan berpotensi menarik Iran secara langsung,” kata Dhar.

Adapun stok minyak mentah AS turun sekitar 4,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 13 Oktober 2023, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada Selasa (17/10/2023).

Penurunan tersebut jauh lebih curam dibandingkan penurunan 300.000 barel yang diperkirakan para analis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini