Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Temuan berbagai riset maupun fakta lapangan yang dilakukan pemerintah maupun swasta menemukan tingkat partisipasi perempuan dalam aspek kepemimpinan di industri perbankan masih minim.
Padahal partisipasi perempuan jadi salah satu aspek dalam rangka pembangunan berkelanjutan dan dapat menjadi mendorong pertumbuhan ekonomi.
Riset Women’s World Banking menemukan, partisipasi perempuan di peran-peran kepemimpinan di sektor perbankan relatif rendah di bandingkan laki-laki.
Baca juga: Pengamat: Perbankan Tidak Baik-baik Saja, Risiko Likuiditas dan Biaya Operasional Makin Memberatkan
Ini disimpulkan berdasarkan hasil wawancara dengan 17 pemimpin di industri keuangan, wawancara mendalam terhadap 32 tenaga kerja laki-laki dan perempuan sektor perbankan dan fintech serta kajian pustaka dan dokumen tahunan perusahaan.
“Riset kami menemukan bahwa kendati tenaga kerja perempuan banyak berpartisipasi di sektor perbankan namun, persentasenya semakin kecil dengan semakin tingginya posisi," kata Research Lead Asia Tenggara Women’s World Banking, Agnes Salyanty saat saat dialog Publik berjudul Langkah dan Aksi Pemimpin Perempuan di Sektor Keuangan di Jakarta belum lama ini.
Di tingkat yunior, kata Agnes, persentasenya masih tinggi yakni 50,7 persen lebih besar dibandingkan laki-laki namun semakin ke atas, semakin berkurang, di posisi menengah sebesar 42 persen dan di tingkat senior 32,8 persen.
Minimnya peran perempuan juga terjadi di Dana Indonesia.
"Sebanyak 35 persen dari 900 tenaga kerja adalah perempuan, sementara dari 600 programmer hanya 10 persen yang perempuan," kata Komisioner DANA Indonesia Chrisma Albandjar.
Managing Director Asosiasi Fintech Indonesia, Aries Setiadi menemukan kesenjangan proporsi perempuan dan laki-laki dari hasil Survei Tahunan Anggota 2023.\
Deputi Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N Rosalin mengatakan, saat ini dari 543 kursi direksi di seluruh bank yang beroperasi di Indonesia hanya 19 persen yang diisi oleh perempuan.
Catatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kementerian Keuangan, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan mengalami stagnasi di bawah tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki.
"Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Indonesia berada pada peringkat rendah di bawah Singapura, Thailand, Kamboja, Laos, dan Vietnam," katanya Lenny.
Disebutkan, tantangan yang dihadapi perempuan untuk menapaki jalur kepemimpinan beragam, baik karena adanya beban ganda yang dialami perempuan bekerja maupun tantangan institusional di lembaga tempat perempuan bekerja.