Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minat masyarakat termasuk di perkotaan pada jamu dan ramuan herbal terstandar meningkat seiring dengan berkembangnya gaya hidup back to nature atau gaya hidup yang kembali memanfaatkan bahan-bahan berkhasiat dari alam.
Pengusaha jamu Hilary Claudia Sri Lestari yang juga anggota GP Jamu Banten, saat menghadiri undangan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengemukakan, perkembangan pasar produk ramuan herbal bahan alam makin menjanjikan seiring dengan tren back to nature.
Baca juga: Berikan Keleluasaan ke UMKM, SKI Minta Pemerintah lakukan Desentralisasi Industri Pupuk
"WHO menyatakan sekitar 80 persen penduduk dunia, menggunakan obat berbasis herbal untuk menjaga kesehatan," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Selasa, 14 November 2023.
Data Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) Tahun 2020 mencatat nilai pasar produk obat bahan alam di dunia mencapai sekitar Rp1.936,9 trilliun.
Namun saat ini penguasaan jamu terhadap pasar obat bahan alam dunia masih sangat rendah, yaitu Rp16 triliun atau hanya 0,8 persen dari total pasar dunia.
"Ekspor jamu masih menghadapi tantangan, baik aspek keamanan, kemanfaatan, dan mutu, maupun aspek kemampuan penetrasi pasar di negara tujuan ekspor," ungkapnya.
Tantangan ini hanya dapat diatasi melalui sinergi program dan kegiatan untuk mendukung ekspor jamu yang melibatkan pemangku kepentingan terkait, termasuk kementerian/lembaga.
Potensi pasar jamu berstandar yang masih ini yang juga mendorong Hilary terus menggalakkan gerakan mencintai produk dalam negeri asli Indonesia.
Baca juga: DPLK BRI Ajak UMKM Persiapkan Dana Pensiun Sejak Dini
Dia mengarakan, gerakan menggunakan produk dalam negeri sangat strategis untuk mendorong perekonomian nasional, sehingga pelaku usaha yang terlibat makin giat mengembangkan inovasi produknya.
Dalam kesempatan memenuhi undangan di BRIN, Senin (13/11/2022) di Gedung BRIN Jakarta, Hllary yang juga pimpinan PT Natura Nuswantara Nirmala berdiskusi dengan Dr. Muhammad Amin, S.ST., M.Si., Direktur Kemitraan Riset dan Inovasi BRIN dan Driszal Fryantoni, M.Eng.Sc., Kepala Biro Komunikasi Publik, Umum dan Kesekretariatan BRIN.
Mereka berdiskusi mengenai pengembangan produk inovasi dan terintegrasi dengan sistem pelayanan yang sudah disimplifikasi.
Kepada pejabat BRIN, Hillary juga memperkenalkan hasil inovasi anak bangsa berupa produk unggulan yang terbuat dari bahan alam. Seluruh sumber bahan baku produk herbalnya berasal dari Indonesia yang dihimpun dari petani dan nelayan lokal sehingga menunjang nilai tinggi untuk Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Dia berharap, ke depannya produk jamu dan ramual herbal berstandar dapat menjadi tuan rumah di dalam negeri yang khasiatnya tidak kalah dengan produk obat-obatan tradsional dari China atau yang dikenal dengan traditional chinese medicine (TCM).
"Sangat banyak peluang memanfaatkan sumber bahan baku dari alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan melalui upaya kolaboratif yang aktif antar akademisi, pemerintahan, pengusaha, komunitas dan media yang diselaraskan dengan program pemerintah," ungkapnya.