TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Setelah sekian lama bersusah payah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berhasil menembus level 7.000.
Pada perdagangan Kamis (23/11/2023), IHSG melonjak 1,41 persen atau 97,39 poin ke level 7.004,34.
Usai turun dalam dua hari beruntun, IHSG berbalik menguat 97,39 poin atau naik 1,41% menembus level 7.004,34.
Baca juga: IHSG dan Rupiah Hari Ini Ditutup Melorot
Performa meyakinan IHSG ini berbarengan dengan pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDB) Bank Indonesia (BI).
Dalam RDG yang digelar 22 November - 23 November 2023, BI mempertahankan suku bunga acuan di level 6%.
Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat, mengatakan kenaikan IHSG ini tidak terimbas oleh sentimen apapun selain didorong oleh kenaikan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT DCI Indonesia Tbk (DCII), dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
"Kenaikan ini tidak wajar karena kalau memang IHSG tinggi kenaikannya tidak didominasi oleh saham-saham tertentu. Harusnya merata," kata Teguh kepada Kontan.co.id, Kamis.
Teguh menegaskan kenaikan IHSG yang mencapai level psikologis 7.000 ini tidak mencerminkan situasi pasar.
Teguh memproyeksikan IHSG akan berpotensi menyentuh hingga 7.100 jika saham BREN, DCII, dan GOTO tetap bertahan ataupun naik lebih tinggi lagi.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan saat ini peluang potensi window dressing sangat terbuka lebar. Selain sentimen positif dari AS yang sebelumnya terkait inflasi di atas ekspetasi pasar.
Baca juga: Kemarin Terpuruk, IHSG Hari Ini Berpotensi Menguat, Berikut Saham yang Patut Dicermati
"Selain sentimen positif dari AS sebelumnya terkait inflasi yang di atas ekspektasi pasar, yang menjadi sentimen positif," ungkap Sukarno kepada Kontan.co.id, Kamis (23/11).
Menurut Sukarno, jika dalam waktu dekat IHSG bisa melanjutkan atau bertahan di atas 6.986 maka ada peluang untuk menguji resisten ke level 7.046 lalu ada potensi untuk lanjut ke level 7.100-7.150.
Sementara analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengungkapkan hasil RDG BI sesuai dengan ekspektasi pasar.
Langkah BI mempertahankan suku bunga memberikan sinyal bahwa kondisi ekonomi masih aman dan inflasi terkendali, sehingga tidak memerlukan pengetatan.