Tapi, hasil RDG BI bukan satu-satunya katalis penting. Pandhu mengamati, lonjakan IHSG kuat didorong oleh sentimen eksternal.
Terutama dari melandainya inflasi Amerika Serikat (AS), yang menerbitkan ekspektasi The Fed akan segera mengakhiri periode kenaikan suku bunga acuan.
"(Suku bunga BI bertahan di 6%) outlook-nya cenderung positif karena nilai tukar dan inflasi juga masih terkendali. (Lonjakan IHSG) katalis utamanya dari kondisi pasar global yang menguat," kata Pandhu kepada Kontan.co.id, Kamis (23/11).
Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menimpali, kenaikan signifikan IHSG tak lepas dari katalis global yang lebih kondusif. Melemahnya yield obligasi AS juga memberikan sentimen positif bahwa risiko global mulai mereda.
"Ada potensi penurunan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan," ujar Daniel.
Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata menambahkan, pelaku pasar sudah memperhitungkan peluang pemotongan suku bunga bisa terjadi pada Mei 2024. Meski begitu, para investor masih akan mencermati arah The Fed dalam FOMC Meeting di Desember 2023.
Selain The Fed, Liza menekankan laju IHSG akan turut dipengaruhi oleh dinamika komoditas energi. Termasuk dari kelanjutan pemangkasan produksi minyak dalam OPEC+ Meeting akhir bulan ini.
"Karakteristik market kita commodity-driven. Jadi kalau outlook energi lesu, maka berakibat muatan saham sektor mining & energi akan kehilangan katalis positif," kata Liza.
IHSG Level 7.000 & Window Dressing
Gerak pasar saat ini pun kembali menerbitkan harapan IHSG bisa menutup tahun 2023 di atas level 7.000. Seperti Liza yang memprediksi IHSG masih mampu melaju ke level 7.130 - 7.150 sebagai target di akhir 2023.
Senada, Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto turut memandang secara teknikal lonjakan IHSG sudah sesuai ekspektasi. Dia melihat kenaikan signifikan IHSG lantaran saat ini penguatan saham-saham bigcaps sudah lebih merata.
William memproyeksikan IHSG bisa bertahan di level 7.000 sampai tutup tahun 2023, dengan estimasi di area 7.077 - 7.120.
Menurut William, situasi pasar saat ini juga memberikan sinyal bahwa window dressing siap menghampiri di penguhujung tahun ini.
Hanya saja, William memberikan catatan ada gap di area 6.886 yang akan menjadi level support IHSG.
"Market-nya sudah bagus. Koreksi sesekali pasti ada, hanya proyeksi saya koreksinya tidak membuat IHSG berbalik jadi downtrend," terang William.