Eva bilang, layanan ini bertujuan untuk mempermudah penumpang maupun masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan saat akan berangkat maupun tiba di Stasiun Kereta Cepat dan Kantor KCIC.
"Kolaborasi dengan berbagai lembaga keuangan perbankan juga terus diperluas. Komunikasi dan penjajakan dengan lembaga perbankan dan pihak lainnya terus dilakukan agar pelayanan kepada publik dan penumpang dan menjadi lebih optimal," jelasnya.
Baca juga: Hindari Penipuan, KCIC Imbau Masyarakat Beli Tiket Kereta Cepat Whoosh Hanya Melalui Saluran Resmi
Transaksi keuangan dan bank China
Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengungkapkan keinginannya untuk bekerja sama dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh.
Yuddy mengatakan, Bank BJB ingin menjadi bank transaksi untuk kereta cepat Whoosh. Dia mengatakan, Bank BJB mampu menjalin kerja sama dengan kereta cepat lantaran memiliki pengalaman kerja sama dengan BUMN.
"Kami memang ingin jadi bank transaksi. Ke depan kami bekerja sama terutama BUMN korporat seperti Bulog, RNI, Telkomsel dan sebagainya itu, jadi partner bisnis kita," kata Yuddy usai Media Briefing Perbanas di Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (24/11/2023).
Yuddy mengakui, menjadi bank transaksi kereta cepat tidak mudah. Sebab, kata dia, keuangan kereta cepat dikelola oleh bank China.
Baca juga: Penumpang Kereta Cepat Whoosh Mencapai 352 Ribu Orang Sejak Awal Beroperasi hingga 14 November 2023
"Whoosh ini agak kompleks, Whoosh ini uangnya dikuasai oleh bank China ya, ICBC kalau enggak salah, jadi uangnya sepenuh kontrol ICBC tapi transaksional banking bisa kita (Bank bjb) lakukan," ujarnya.
Meski tidak mudah, Yuddy menyebut, pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak kereta cepat Whoosh. Menurut dia, kereta cepat juga berminat bekerja sama dengan Bank BJB.
"Kami sudah ketemu, bahkan sebenarnya mereka (Whoosh) membuka wacana, tapi prosedurnya memang mohon maaf agak panjang, ujungnya bisa disetujui atau bisa enggak dengan mereka," ucap dia.