Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meramalkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menyentuh di 5,3 persen sampai 6,1 persen pada 2028.
Meski begitu, Perry mengatakan bahwa inflasi tetap akan terjaga di 2,5 +/- 1 persen dan neraca pembayaran akan tetap sehat.
"Untuk itu kami mohon arahan Presiden Joko Widodo," kata Perry dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023, di Gedung BI, Rabu (29/11/2023).
Baca juga: Anggota Komisi IV DPR Kritik Mandeknya Pertumbuhan Ekonomi Maritim
Menurut Perry, kegiatan ekonomi memerlukan tranformasi di sektor riil meliputi infrastruktur konektivitas fisik, digital, hilirisasi minerba bahkan di sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Dia juga bilang, kemajuan transformasi ekonomi sejak tahun 2013 menjadi landasan kuat untuk kebangkitan ekonomi kedepan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan modal penyerapan tenaga kerja dan kenaikan produktivitas.
Adapun Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2024 akan mencapai 4,8 persen sampai 5,6 persen di 2025.
"Salah satu yang tinggi di dunia," kata dia.
Perry bilang, pertumbuhan itu didorong oleh konsumsi dan investasi serta di dukung kenaikan gaji ASN, Pemilihan Umum (Pemilu) dan infrastruktur di IKN
Sementara terkait inflasi, Perry menegaskan bahwa inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5+/-1 persen pada 2024 dan 2025.
"Konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan terus kuatnya gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP), nilai tukar rupiah tahun 2024 akan lebih stabil dengan komitmen tinggi BI juga fundamental yang baik," jelasnya.
Sedangkan pertumbuhan kredit akan meningkat ke 10 sampai 12 persen pada 2024 dan kemudian meningkat kembali ke 11 sampai 13 persen pada 2025.