News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Klaster Perajin Batu Paras Taro di Bali Makin Berkembang Berkat Program Pemberdayaan BRI

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

I Wayan Parnata, Ketua Klaster Usaha Perajin Batu Paras Taro di Banjar Belong, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar Bali.

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Deru mesin grinder dan alat-alat saling bertumbuk sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Banjar Belong, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar Bali.

Mayoritas penduduk di desa tersebut berprofesi sebagai perajin batu paras taro. Para perajin tersebut bergabung dalam sebuah kelompok usaha yang dikenal dengan nama Klaster Usaha Paras Taro.

Banjar Belong sendiri memang dikenal sebagai salah satu daerah yang menyimpan potensi besar dalam hal kerajinan paras taro. Di klaster usaha inilah, I Wayan Parnata bertahun-tahun aktif sebagai ketua yang membantu berbagai kebutuhan, demi kemajuan usaha yang banyak dijalankan warga setempat.

Dukungan pun hadir dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang dirasakan sangat membantu kemajuan usaha para anggota dalam memperluas bisnisnya. Adapun dukungan dari BRI sendiri berupa akses layanan keuangan, pembinaan, hingga bantuan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan para perajin di klaster usaha.

Di atas lahan milik pribadi, keseharian Wayan bergelut dengan mesin grinder dan berbagai peralatan untuk menyelesaikan pesanan pelinggih atau produk kerajinan lainnya dari pelanggan.

“Awal mulanya kami membuat kerajinan pelinggih di Bali itu sekitar tahun 2000-an. Lalu kerajinan ini mulai menjamur di tahun 2010,” cerita Wayan.

Ia bercerita bahwa saat awal menjalankan usaha, kesulitan yang dihadapi adalah dalam pemilihan material.

Baca juga: Unik dan Menarik! 136 UMKM Mitra Binaan BRI Meriahkan Bazaar UMKM di Sarinah Hingga 3 Desember

“Kami mengalami kesulitan karena harus mencocokkan material yang bisa dipakai. Jadi sering coba-coba kalau bahannya ini hasilnya seperti apa. Lalu sekitar tahun 2010 sudah ketemu material yang cocok yaitu tanah liat hitam yang kualitasnya ternyata lebih baik. Akhirnya kita pakai bahan itu sampai sekarang,” jelas Wayan.

Klaster Usaha Paras Taro menghasilkan berbagai produk kerajinan yang kebanyakan memang berhubungan dengan tempat peribadatan masyarakat Hindu. Beberapa produk mereka seperti candi, angkul-angkul, tembok, hingga pelinggih. Nilai tambah dari klaster usaha ini adalah produk yang dihasilkan bisa menggunakan berbagai motif sesuai dengan permintaan pembeli.

Untuk pemasarannya sendiri, ternyata tidak hanya sebatas di wilayah Bali saja. “Pemasaran kalau saya sendiri sudah sampai Jakarta, Bogor, hingga Lombok. Kalau teman-teman ada yang sampai Lampung dan kota di Sumatera lainnya,” ungkap Wayan.

Wayan menambahkan bahwa klaster usahanya dikenal dari mulut ke mulut. Selain itu, banyak juga anggota yang melakukan promosi di media sosial dan memiliki toko online sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas.

Dukungan BRI untuk Kembangkan Usaha

Klaster Usaha Paras Taro adalah satu dari sekian banyak kelompok usaha UMKM yang mendapatkan pendampingan dari BRI. Berawal dari kebutuhan modal, Wayan dan klaster usaha tersebut mendapatkan pendampingan usaha.

“Pendampingan BRI dimulai sekitar tahun 2018. Awalnya itu saya kan terkendala modal usaha untuk memperluas bisnis saya. Lalu ada Mantri BRI yang mengajukan usaha saya ke Program Klaster Usaha,” ungkap Wayan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini