Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Sudah tak berbilang banyaknya keluhan warga atas aktivitas truk tambang pasir dan batu di kawasan Lebakwangi yang melintasi ruas jalan di Kecamatan Parungpanjang, Bogor.
Ratusan, bahkan ribuan truk tambang berukuran yang setiap hari melintas di Parungpanjang tidak hanya membuat jalan yang sudah dicor beton jadi cepat rusak, tapi juga memicu debu dimana-mana yang membuat rumah dan baju warga cepat kotor.
Warga juga mengeluhkan sesak napas. Misalnya seperti keluhan yang disampaikan warga yang tinggal di Jalan M Toha di Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor.
Jalan M Toha merupakan ruas jalan utama di Kecamatan Parungpanjang yang selalu menjadi ruas utama yang dilintasi truk tambang.
Suparmin (60), seorang warga setempat, mengungkapkan kisah kelam yang menyelimuti jalan M Toha. Dia mengatakan, jalan ini dahulu ramai jadi lintasan bus antarkota.
Pada era 1990an, Jalan M Toha adalah arteri vital yang dilintasi oleh puluhan bus antarkota setiap harinya, salah satunya bus PO Bulan Jaya.
Namun, kisah indah itu berubah ketika truk tambang membanjiri jalanan, menggantikan bus-bus yang sebelumnya menjadi tulang punggung transportasi umum.
"Saat truk tambang memadati jalan ini, bus-bus mulai berkurang. Jalanan rusak, bus cepat rusak, penumpang pun ikut menderita," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Minggu (10/12/2023).
Baca juga: PO Sembodo Merugi Rp 2,2 Miliar Berujung Pelaporan Rian Mahendra ke Polisi, Begini Cerita Lengkapnya
Sembari mengenang masa lalunya, Suparmin menceritakan kalau bus antarkota yang dahulu berlalu lalang di Jalan M Toha saat ini hanya tinggal sebuah cerita.
"Hingga saat ini, tak ada lagi bus antarkota yang melewati Jalan ini," ungkapnya.
Menurut dia, melonjaknya populasi truk tambang yang melintas di Parungpanjang tidak hanya menghilangkan moda transportasi umum, tetapi juga merusak jalanan.
Baca juga: Tanggapi Laporan PO Sembodo ke Polda, Rian Mahendra: Ngeladenin Kaya Gini Sama Aja Ngasih Panggung
Suparmin mengeluhkan kondisi udara kotor yang telah menjadi bagian sehari-hari bagi masyarakat Parungpanjang.
"Debu dari truk tambang membuat udara menjadi tak sehat. Saya sering merasa sesak napas," tambahnya.