Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Holding BUMN Pangan ID Food Frans Marganda Tambunan, menilai dibutuhkan inovasi teknologi untuk menggenjot produksi gula RI.
Selama satu dekade terakhir, produksi gula RI menurun sebesar 1,16 persen. Sebaliknya, konsumsi justru meningkat hingga 2,68 persen.
Frans mengatakan, inovasi teknologi dapat diterapkan dan dikembangkan dari sekarang dan waktu yang akan datang.
Baca juga: Update Harga Pangan per 12 Desember: Telur hingga Gula Kompak Naik di Atas HET
Ia kemudian mencontohkan keberhasilan dari beberapa negara dengan produksi gula yang besar seperti Brasil dan India.
Frans bilang, mereka menjadi produsen gula terbesar di dunia karena melakukan inovasi di bidang teknologi.
"Sebagai contoh Brasil. Mereka berfokus kepada pengembangan teknologi mesin. India berfokus pada pengembangan tanaman tebu," kata Frans dalam acara National Sugar Summit 2023 di Jakarta Timur, Rabu (13/12/2023).
Menurut data yang dipaparkan Frans, produksi gula Brasil per November 2023 sebesar 41 ribu juta ton. Angka ini meningkat sejak 2021.
Teknologi budidaya di Brasil meliputi penggunaan mesin-mesin pertanian modern, pemupukan yang tepat, dan pengelolaan hama dan penyakit yang efektif.
Baca juga: Dicurhati Harga Gula Melonjak, Fadel Muhammad: Segera Saya Laporkan ke Mendag
Teknologi-teknologi itu disebut membantu meningkatkan produktivitas tebu dan mengurangi biaya produksi.
Sementara itu, produksi gula India per November 2023 sebesar 36 ribu juta ton.
Pemerintah India disebut secara serius melakukan penelitian dan pengembangan tanaman tebu.
Tanaman tebu di India juga kerap diserang berbagai penyakit dan hama, serta juga menghadapi krisis iklim.
Baca juga: Mendagri Instruksikan Pemda Awasi Harga Cabai, Gula Pasir hingga Telur Ayam yang Terus Naik
Namun, berkat kombinasi kontrol ketat pemerintah dan pembaharuan teknologi, produktivitas tebu dan gula di India sangat produktif dan terjadi peningkatan produksi besar-besaran.
Frans pun mengatakan, inovasi di hilir juga mutlak dibutuhkan jika RI mengharapkan keberhasilan dalam peningkatan produksi tebu, khususnya di Indonesia.
"Di industri gula saat ini kemampuan teknologi mutlak kita butuhkan. Hal ini tentunya membutuhkan kerja keras dari semua stakeholder industri gula. Kita harus semua bergandengan tangan dan bersinergi," ujar Frans.