Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah merumuskan skema integrasi dua operator bandara nasional yakni Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.
Langkah tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan konektivitas melalui integrasi layanan transportasi.
Pengamat penerbangan Gatot Rahardjo mengatakan, integrasi bandara tersebut akan meningkatkan daya saing di mata internasional serta mengoptimalisasi fungsi dari perusahaan pelat merah di sektor transportasi udara.
Baca juga: Wacana Penggabungan Angkasa Pura I dan II, Pegawai Dikurangi?
Menurutnya, langkah ini juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi sehingga arah bisnis kedirgantaraan pelat merah lebih fokus, terarah, dan terukur.
"Dengan penggabungan ini aset dan operasional perusahaannya akan jadi lebih besar sehingga menjadi modal untuk bersaing di kancah internasional," katanya dikutip Rabu (13/12/2023).
Ia mengatakan, dengan adanya integrasi maka secara tata kelola dan pengawasan akan lebih maksimal sebagaimana perusahaan holding yang telah dibentuk oleh Kementerian BUMN sebelumnya.
Selain itu, rencana ini juga akan mampu meningkatkan kualitas layanan penerbangan melalui pendirian perusahaan induk, terlebih ketika nantinya holding bandara tersebut menyediakan bandara hub secara khusus.
"Misalnya terkait rencana menjadikan Indonesia menjadi hub internasional, bisa lebih terarah bandara mana yang akan dipakai dan antar bandara tidak saling bersaing yang tidak perlu karena sudah dalam satu pengelolaan," katanya.
Gatot menambahkan, integrasi ini juga akan memfokuskan arah pengembangan kebandarudaraan Indonesia bisa menjadi lebih terarah. Tatanan kebandarudaraan nasional dan implementasi operasionalnya juga dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
"Dengan modal yang lebih besar dan kinerja yang lebih baik, Angkasa Pura nantinya juga dapat melebarkan sayap, berinvestasi ke negara-negara lain," ujarnya.