Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, keberadaan transportasi baru yaitu Kereta Cepat Jakarta-Bandung mendapat respons positif terhadap masyarakat.
Menindaklanjuti hal tersebut, Menhub Budi berencana untuk membuka rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya yang saat ini masih dalam tahap pengkajian bersama China.
Budi bilang, jarak tempuh kurang lebih 900 kilometer dari Jakarta sampai ke Surabaya ini bakal memakan waktu selama 2 jam.
Baca juga: KCIC: Hingga 8 Desember 2023, Penumpang Kereta Cepat Whoosh Tembus 781 Ribu Orang
"Semakin panjang dari kereta cepat ini, makin ekonomis bisa dibayangkan bahwa jarak Jakarta - Surabaya yang 900 km itu bisa dicapai kira-kira 2 jam," ujar Menhub Budi dalam acara Jumpa Pers Tahunan Kemenhub, Rabu (20/12/2023).
Menhub Budi mengatakan, menilai pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta - Surabaya ini akan lebih mudah dibandingkan proyek sebelumnya yaitu Kereta Cepat Jakarta - Bandung.
"Kereta Cepat Jakarta Surabaya ini akan lebih mudah karena memang kita sudah mengalami. Susah mudahnya pembangunan, mendesain, membebaskan tanah, meng install, mengoperasikan, mengkomunikasikan kepada masyarakat sehingga next itu kita insyaallah bisa," jelas Budi.
Adapun terkait pendanaan, Menhub Budi menegaskan pembangunan proyek Kereta Cepat ini bakal dilakukan melalui skema creative financing.
Baca juga: VIRAL OTK Jalan Kaki di Rel Kereta Cepat, KCIC Minta Maaf hingga Whoosh Jalan Lambat Saat Evakuasi
"Konsep creative financing akan kita lakukan, nanti kami bersama-sama dengan yang memprakarsai melakukan desain engineering, lalu kita melakukan tender dan mereka yang terbaik yang akan menjadi pemenang," ucap dia.
Sementara beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo (Tiko) mengatakan, pemerintah bersama China tengah mengkaji pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Menurutnya, kajian tersebut membutuhkan waktu lebih dari dua pekan. Pasalnya hal itu menyangkut dengan studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) maupun pendaan dari transportasi tersebut.
Baca juga: Minat Masyarakat Naik Kereta Cepat Whoosh Meningkat, Harga Tiket Bakal Naik Jadi Rp250 Ribu
"Jadi kita baru mulai kesepakatan dengan pihak cina untuk memulai join study itu tapi butuh waktulah enggak mungkin 2 Minggu. Tapi kita sebagai BUMN join study bersama China untuk kita lihat feasibility maupun cost projek secara keseluruhan," kata Tiko kepada wartawan di Sarinah, Rabu (1/11/2023).
Tiko mengatakan kajian tersebut juga nantinya akan mengarah pada untung rugi daripada pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
"Kita lihat nanti, tentunya secara komersial China harus melihat apakah feasibility atau nggak dan berapa projek cost-nya, jadi ya kita kasih kesempatan mereka dan mereka tidak langsung bilang iya," jelasnya.
Menyoal Kereta Cepat Jakarta Surabaya ini juga sempat disinggung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut melalui unggahannya di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan mengungkapkan bahwa sudah ada kesepakatan dengan China untuk meneruskan pembangunan kereta cepat hingga Surabaya.
Pada video yang mengabarkan perkembangan kondisinya di Singapura, Luhut menyempilkan informasi bahwa bunga pinjaman yang ditawarkan China pada proyek kali ini jauh lebih murah dibandingkan bunga yang ditawarkan negara-negara lain.
"Pak Jokowi mau Kereta Cepat Jakarta-Surabaya diterusin, tadi saya dengar perjanjian dengan China juga jalan. Malah bunganya jauh lebih murah daripada bunga yang ditawarkan negara lain," ujarnya dalam akun @luhut.pandjaitan, dikutip Selasa (31/10/2023)
Terlebih, lanjut dia, teknologi yang dimiliki China juga sudah dapat dibuktikan bisa mewujudkan Indonesia memiliki kereta api cepat Jakarta-Bandung.
"Kita sudah buktikan dan kita sudah punya pengalaman. Kan ini masalah kunci pertama ini pembebasan tanah yang tidak jelas-jelas itu. Sekarang dengan kita punya pengalaman, we don't have a problem anymore," kata Luhut.