TRIBUNNEWS.COM, - 19 pekerja meninggal akibat ledakan tungku smelter milik di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah.
Jumlah korban meninggal awalnya 13 orang, namun beberapa yang berhasil diselamatkan menjalani perawatan tetapi tidak tertolong.
Terbaru korban yang meninggal adalah AN (25), pria asal Sulawesi Selatan (Sulsel).
Atas insiden tersebut, membuat Menko Polhukam Mahfud MD turut menyoroti langkah pemerintah yang seakan menggampangkan investor jika tanam modal di Indonesia.
Baca juga: Kemenlu China Merespons Insiden Ledakan Smelter PT ITSS di Morowali
"Pemerintah harus tegas, jangan tergila-gila pada investasi tapi warganya sendiri menjadi korban. Setiap investasi dan pembangunan untuk warga negara. Kalau investasi besar-besaran, tapi warga negaranya nggak terlindungi keselamatannya, itu tidak boleh terjadi," kata Mahfud di Pondok Pesantren Tahfidz Quran Nurul Hidayah di Sukabumi Jawa Barat pada Rabu (27/12/2023).
Menurutnya, pemerintah harus memastikan semua perusahaan yang beroperasi di Indonesia beroperasi sesuai aturan dan menjamin keamanannya.
"Kan pemerintah sudah menghentikan operasinya kan, operasional PT tersebut sudah oleh pemerintah, itu sudah dihentikan dan memang nampaknya selama ini agak tertutup," kata Mahfud.
"Dan pemerintah harus tegas bahwa yang beroperasi di negara Republik Indonesia ini harus sesuai dengan aturan-aturan dan harus menjamin keamanan. Kan ini sudah beberapa kali terjadi. Kalau kita mau masuk dipersulit dengan aturan ini, alasan ini, itu dan sebagainya," sambung dia.
Audit Semua Smelter
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta semua smelter dilakukan audit secara ketat karena sering terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban jiwa.
"Jangan sampai karena ada pertimbangan politik, Pemerintah mengabaikan aspek keamanan dan keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan itu”, ujar Mulyanto di Jakarta, Rabu (28/12/2023).
Selain itu, lanjut dia, Pemerintah perlu menghentikan sementara (moratorium) semua operasional smelter perusahaan asal China di Indonesia.
Ia juga menambahkan sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar alat kerja di smelter-smelter milik China diimpor dari negara tersebut juga. Bahkan sampai komponen terkecil seperti baut dan mur.
Karena itu, kata Mulyanto, perlu diketahui kualitas barang yang selama ini dipakai untuk menunjang operasional smelter.
"Jangan-jangan barang dan suku cadang yang dipakai tidak memenuhi syarat yang ditentukan," tutur Mulyanto.