Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memandang wacana Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh menambah stasiun di Kopo tidak efektif.
Sekretaris Forum Transportasi Jalan dan Kereta Api MTI David Tjahjana mengatakan, bila dibangun stasiun di Kopo, itu akan akan terlaku dekat dengan Stasiun Padalarang.
"Kalau ditambahkan pun mestinya terlalu dekat dengan Stasiun Padalarang. Kalau terlalu dekat untuk satu kereta cepat, itu tidak efektif," katanya dalam konferensi pers Catatan Akhir Tahun MTI 2023 di Jakarta, Rabu (27/12/2023).
Baca juga: Penumpang Kereta Cepat Whoosh Tembus 1 Juta Sejak Mulai Beroperasi Komersial 17 Oktober 2023
Ia mengatakan, dulu pemilihan stasiun dibangun di Tegalluar karena memiliki ruang untuk depo keretanya, sedangkan di Padalarang karena paling dekat dengan Bandung dan integrasinya mudah.
Dalam kesempatan sama, Ketua Umum MTI Tory Damantoro menambahkan, Whoosh ini andalannya adalah kecepatan yang dimiliki.
Apabila memiliki banyak stasiun, Tory menilai perjalanan Whoosh akan semakin melambat karena terlalu banyak pemberhentian.
Menurut dia, lebih masuk akal jika pemerintah segera melakukan elektrifikasi kereta perkotaan di Bandung.
"Ada yang dari Bandung ke Padalarang, dari Cimahi ke Padalarang, Bandung ke daerah Kroya dan sebagainya, itu segera dibikinkan elektrifikasi dan double track," ujar Tory.
"Dimaksimalkan dengan elektrifikasi, sehingga frekuensi (perjalanannya, red) bisa lebih banyak lagi atau bisa lebih cepat," lanjutnya.
Oleh karena itu, elektrifikasi ini didorong MTI karena menurut Tory lebih masuk akal daripada harus menambah stasiun baru dengan jarak yang berdekatan.
Baca juga: 12 Tempat Wisata dan Kuliner Gratis Masuk Pakai Tiket Kereta Cepat Whoosh, Ketahui Caranya
"(Menambah stasiun) mengurangi kecepatan dari kereta cepat yang merupakan fitur utama dari kereta cepat," ujarnya.
Seperti diketahui, dikutip dari TribunJabar, kereta cepat memiliki stasiun di Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.
Warga Bandung atau pengunjung ke Kota Bandung harus mengakses bus dan travel untuk mencapai Tegalluar dan kereta feeder untuk mencapai Padalarang.
Rencana pembangunan Stasiun Kereta Cepat Kopo ini awalnya diumumkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.
Bila jadi direalisasikan, praktis nantinya bakal ada tiga stasiun Whoosh di wilayah Bandung, yakni Padalarang, Tegalluar, dan Kopo.
Soal rencana pembangunan Stasiun Kopo, Moeldoko mengaku tetap menyerahkan keputusan itu kepada operator, yakni PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebagai pemegang saham.
"Pilihan ini silakan ditangkap, tentunya wewenang ini ada di KCIC. Karena ini Kereta Cepat Jakarta-Bandung ya harusnya berhenti benar-benar di Bandung," ujar Moeldoko, dikutip pada Jumat (1/12/2023).
Dia menjelaskan, penambahan stasiun ini perlu dilakukan untuk kenyamanan para penumpang Kereta Cepat Whoosh. Mengingat dalam operasional KCJB yang sudah berjalan, ditemukan beberapa evaluasi.
Satu di antaranya soal ketersediaan kursi di kereta penumpang atau KA Feeder saat sudah sampai di Padalarang. Ini karena Kota Bandung merupakan kantong utama penumpang Kereta Cepat Whoosh. Akibat stasiun KCJB yang ada di pinggiran kota, penumpang harus berpindah ke kereta feeder atau moda transportasi lainnya.
"Pentingkan untuk kenyamanan penumpang agar tidak berhenti hanya di Stasiun Padalarang serta Tegalluar," ucapnya.
Moeldoko menambahkan, KSP akan terus melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait dalam mengkaji kemungkinan penambahan stasiun kereta api cepat.