News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

MTI Soroti Masih Minimnya Sabuk Pengaman untuk Penumpang Bus

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi bus Bhinneka nomor polisi E-7706-AA pasca kecelakaan tunggal di Tol Jakarta-Cikampek KM 41,400 A Karawang, Jawa Barat pada Minggu (31/12/2023) malam. (TribunBekasi/Muhammad Azzam)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno menyoroti pentingnya penggunaan sabuk pengaman bagi penumpang bus.

Hal tersebut berkaca pada kasus kecelakaan bus, yang kerap menimpa penumpang hingga terlempar dan dapat berakibat fatal. Menurut Djoko, satu di antara faktornya lantaran penumpang tidak menggunakan sabuk pengaman.

"Menyebabkan penumpang terlempar keluar bus Ketika terjadi kecelakaan. Kecelakaan memang sangat berpotensi menimbulkan korban jiwa jika sabuk pengaman tak dipakai," ujar Djoko saat dihubungi Rabu (3/1/2024).

Yang harus diperhatikan dalam kecelakaan bus, para korban tidak mengenakan sabuk pengaman, sehingga terlempar. Sehingga berpotensi menimbulkan korban jiwa jika tidak mengenakan sabuk keselamatan.

Padahal, kata Djoko, penggunaan sabuk pengaman telah diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2021 tentang Perlengkapan Keselamatan Kendaraan Bermotor.

Baca juga: Pengakuan Penumpang Bus Handoyo, Sopir Ugal-ugalan dan Terguling di Tol Cipali, 12 Orang Tewas

"Dalam produk hukum ini, penggunaan sabuk keselamatan tidak hanya untuk pengemudi, tetapi juga bagi para penumpang. Namun, masih banyak orang yang abai terhadap aturan tersebut meski mengancam keselamatannya," tutur Djoko.

Pengendara diimbau agar meningkatkan kewaspadaan di jalan raya. Kalau diperlukan, ada indikator yang berbunyi jika penumpang tidak mengenakan sabuk pengaman.

"Sudah saatnya pemerintah harus tegas, sudah cukup ada korban akibat tidak mengenakan sabuk pengaman seperti ini. Jangan terulang kembali kecelakaan yang sama dengan korban yang sama pula," tambah Djoko.

Menurut Badan Keselamatan Jalan Raya Amerika Serikat, pemakaian sabuk pengaman akan menurunkan fatalitas 40-60 persen. Jumlah kecelakaan bertambah 5,6 persen di Amerika Serikat. Salah satunya karena tidak memakai sabuk pengaman.

Baca juga: Polisi Belum Bisa Simpulkan Pemicu Kecelakaan Maut Bus Bhinneka di Tol Cikampek Km 41A

Bagi penumpang bus, sabuk pengaman kiranya akan menahan penumpang untuk tidak terlempar keluar dari bus apabila terjadi tabrakan.

Kementerian Perhubungan dapat mewajibkan setiap kursi bus umum dilengkapi sabuk keselamatan. Untuk memastikan setiap bus memiliki sabuk keselamatan dimulai pada saat pemeriksaan laik jalan (kir) setiap enam bulan sekali sebagai syarat lulus uji laik jalan.

"Kecelakaan dapat saja terjadi dimanapun dan kapanpun, namun tingkat fatalitas dapat diupayakan minimal," terangnya.

Menurut data MTI, setidaknya dalam bulan Desember 2023 terjadi dua kecelakaan tunggal bus. Pertama, kecelakaan bus PO Handoyo terjadi simpang susun Jalan Tol Cikampek dan Tol Cipali pada Jumat (15/12/2023).

Bus terbalik di simpang susun itu sekitar Kilometer 73. Kecelakaan bermula saat bus melintas dari Cirebon ke Jakarta, namun, Ketika memasuki jalur tikungan menuju penghubung tikungan menuju penghubung Tol Cikampek, bus oleng dan terbalik ke arah kiri (Kompas, 15 Desember 2023).

Akibatnya, 12 penumpang tewas, satu diantaranya anak berumur tujuh tahun. Satu orang menderita luka berat dan delapan orang menderuita luka ringan.

Kedua, Kecelakaan maut kembali terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Enam orang tewas dalam kecelakaan tunggal yang menimpa bus antarkota antarprovinsi pada Minggu (31/12/2023) malam.

Kecelakaan itu terjadi di Kilometer 41,400 ruas Tol Jakarta-Cikampek, tepatnya di Desa Wanasari, Kecamatan Teluk Jambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Bus PO Bhineka dengan nomor polisi E-7706-AA berjalan dari arah Jakarta menuju Cikampek.

Pada saat di tempat kejadian perkara, bus berjalan di lajur dua dan oleng ke sebelah kiri, sehingga menabrak guard rail (pembatas jalan) yang berada di pinggir jalan.

Setelah menghantam pembatas jalan, bus kemudian terbalik dengan posisi kepala menghadap ke arah Jakarta. Bus tersebut diperkirakan menghantam pembatas jalan dengan kuat sehingga terbalik sampai posisinya memutar. Badan bus ringsek cukup parah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini