Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi PKS, Slamet, mengkritik pemerintah yang dinilai tidak serius dalam mengatasi kelangkaan pupuk subsidi di tingkat petani.
Slamet mengatakan, anggaran subsidi pupuk yang hanya sebesar Rp 26 triliun pada tahun 2024 ini tidak cukup dan tidak efisien untuk mengatasi langkanya pupuk subsidi di petani.
"Anggaran Rp 26 triliun itu hanya memenuhi sepertiga dari kebutuhan kuota pupuk subsidi nasional yang mencapai 70 T. Ini jelas tidak cukup," ujar Slamet di Jakarta, Kamis (4/1/2024).
Slamet menilai, pemerintah lebih berpihak pada proyek-proyek strategis nasional seperti Ibu Kota Negara (IKN), kereta cepat, dan mobil listrik, daripada memperhatikan kebutuhan petani.
"Pemerintah bilang berpihak pada petani, tapi anggaran untuk subsidi pupuk hanya dipenuhi 30 persen," tutur Slamet.
Baca juga: Dicurhati Petambak Bandeng di Gresik, Cak Imin Janji Atasi Persoalan Pupuk Hingga Pakan
Sementara, untuk pendanaan IKN, kereta cepat, mobil listrik, pemerintah bisa dengan sigap menyediakan uang dengan cara apapun.
Slamet meminta pemerintah untuk segera menambah anggaran subsidi pupuk menjadi Rp 70 triliun.
"Agar pupuk subsidi tidak langka, harusnya pemerintah memberikan anggaran Rp 70 triliun. Kalau tidak, jangan salahkan petani jika produktivitasnya menurun dan produksi pangan kita terganggu," tutup Slamet.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo berjanji akan menambah anggaran subsidi pupuk sebesar Rp 14 triliun pada tahun ini untuk menjamin ketersediaan pupuk bagi para petani. Selama ini, Presiden mengakui, ketersediaan pupuk bersubsidi masih kerap dikeluhkan para petani.
Janji itu disampaikan Presiden Jokowi dalam acara Pembinaan Petani se-Jawa Tengah Mendukung Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional, Selasa (2/1/2024), di Gelanggang Olahraga (GOR) Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng. Acara itu dihadiri ribuan petani dari berbagai wilayah Jateng.
Baca juga: Petani Ngeluh ke Mentan Kekurangan Pupuk Subsidi, Berpengaruh ke Upaya Peningkatan Produksi
”Saya kalau ke desa, ketemu petani, sejak 2020 keluhannya selalu satu, pupuk. Utamanya pupuk bersubsidi. Supaya Bapak-Ibu tahu ada ceritanya, dunia ini pada posisi ekonomi tidak pasti. Ketidakpastian ekonomi sehingga terjadi krisis keuangan dunia sehingga terjadi yang namanya krisis pangan dunia,” kata Presiden.
Baca juga: Ganjar Dapat Aduan Petani soal Pupuk Hingga Manajemen Air
Presiden menyebut, pandemi Covid-19 serta perang Ukraina dan Rusia juga menyebabkan perekonomian merosot, pasokan pangan terganggu, serta bahan baku pupuk sulit didapatkan. Untuk memastikan ketersediaan pupuk di lapangan, pemerintah akan menambah anggaran subsidi pupuk.