News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

3 Kiat Bikin Perencanaan Keuangan Sehat di 2024 Ala SeaBank: Jangan Panik, Selalu Sisihkan Simpanan

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Target merupakan hal yang krusial dalam perencanaan keuangan, karena rencana hanyalah sia-sia apabila tidak disertai target yang jelas.

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki tahun bru 2024, seseorang biasanya sudah membuat perencanaan atau semacam resolusi tentang sesuatu yang ingin bisa diwujudkan tahun ini.

Terlepas dari resolusi apa yang disiapkan, mengelola kondisi keuangan yang lebih sehat tetap prioritas utama agar kita tetap nyaman menghadapi berbagai hal yang tidak terduga terkait dengan pengeluaran dan kebutuhan di masa datang.

Tidak hanya bagi perusahaan besar atau organisasi, membuat perencanaan keuangan keuangan yang baik yang dilakukan individu membantu kita mengelola pendapatan, menghindari utang berlebihan, dan mencapai tujuan finansial jangka panjang.

Baca juga: Perencana Keuangan Ungkap Penyebab Pengeluaran Bengkak saat Ramadan

Berikut beberapa tips membuat perencanaan keuangan yang matang untuk masa depan dikutip dari keterangan pers tertulis SeaBank, Selasa, 9 Januari 2024:

Tinjau target keuangan

Target merupakan hal yang krusial dalam perencanaan keuangan, karena rencana hanyalah sia-sia apabila tidak disertai target yang jelas. Mulailah merumuskan target keuangan dengan memperhatikan beberapa hal.

Yang pertama, setiap target keuangan haruslah spesifik dan jelas. Misalnya Anda menetapkan target untuk membeli rumah pertama dalam lima tahun ke depan, atau merencanakan modal untuk pernikahan dalam tiga tahun ke depan.

Uraikan target-target tersebut dengan rinci. Semakin merinci target yang kamu buat, maka langkah-langkahnya akan lebih terarah dalam mencapainya.

Kedua, tentukan kapan target tersebut harus terealisasi. Tentukan dengan jelas kapan kamu ingin mencapai setiap target keuangan.

Apakah dalam waktu satu tahun, lima tahun, atau mungkin sepuluh tahun ke depan. Menetapkan batas waktu membantu menciptakan rasa urgensi dan memberikan landasan waktu yang realistis.

Ketiga, perkirakan biaya yang dibutuhkan. Tinjau dan tentukan dengan saksama berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencapai setiap target.

Apakah itu melibatkan tabungan untuk membayar uang muka rumah, mempersiapkan biaya pernikahan, atau berinvestasi untuk tujuan jangka panjang. Pengenalan biaya ini akan membantumu merancang rencana keuangan yang lebih presisi.

Setelah menetapkan target keuangan yang jelas, langkah berikutnya adalah merencanakan pengaturan pendapatan dan pengeluaran untuk memenuhi target tersebut.

Aturan 50/30/20

Salah satu metode yang disarankan SeaBank untuk merencanakan keuangan yaitu aturan 50/30/20, yang mana 50 persen dari pendapatan digunakan untuk membiayai segala macam kebutuhan, 30 persen untuk membiayai keinginan, serta 20 persen untuk tabungan atau investasi.

Untuk mulai menerapkan metode ini, langkah awal yang krusial adalah menghitung dengan cermat estimasi pendapatanmu selama setahun.

Pendapatan bisa meliputi gaji, bonus tahunan, Tunjangan Hari Raya (THR), dan hasil investasi jika ada. Penting untuk menghindari membuat estimasi yang bersifat aspirasional dan lebih fokus pada angka yang realistis.

Kemudian kedua, buatlah daftar yang rinci tentang perkiraan pengeluaran tetap kamu selama setahun.

Mulai dari kebutuhan harian seperti makanan dan transportasi, cicilan utang, biaya rutin bulanan seperti biaya sekolah anak dan asuransi, hingga pajak. Ini membantumu memiliki gambaran yang jelas tentang pos-pos pengeluaran yang perlu dipertimbangkan.

Ketiga, apabila perkiraan pengeluaran setahun lebih dari 50 persen dari pendapatan, jangan panik. Terkadang, situasi khusus dapat membuat pengeluaran melebihi batas ini, misalnya kebutuhan mendadak.

Yang terpenting, setelah situasi kembali normal, disiplinlah untuk menabung atau menambah jumlah tabungan guna menutupi 'kebocoran' pada bulan sebelumnya.

Keempat, pisahkan dengan jelas antara keinginan dan kebutuhan. Keinginan mencakup hal-hal yang tidak termasuk dalam kebutuhan pokok, seperti keperluan hobi, gadget, atau hiburan seperti menonton konser. Memahami perbedaan ini membantumu mengelola alokasi dana dengan lebih cerdas.

Kelima, selalu sisihkan dana untuk simpanan sebagai prioritas utama. Besar kecilnya dana yang disisihkan harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Dana simpanan berfungsi sebagai penanggulangan kebutuhan mendadak tanpa mengganggu pos keuangan lainnya.

Dan yang keenam, pertimbangkan untuk mulai berinvestasi. Jika masih ada sisa anggaran dari perencanaan, pertimbangkan untuk melirik instrumen investasi.

Mulai dari deposito, reksadana, Obligasi Ritel Indonesia (ORI), hingga saham. Penting untuk memahami skema dan risiko investasi masing-masing, termasuk kredibilitas institusi yang menerbitkan investasi tersebut.

Dengan mengikuti panduan ini, kamu dapat memberikan landasan yang kokoh untuk merencanakan keuangan pribadi.

Aturan 50/30/20 bukan hanya sebuah panduan, tetapi juga filosofi hidup yang mengajarkan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan investasi untuk mencapai keuangan yang sehat dan berkelanjutan.

Manfaatkan instrumen asuransi

Jika pada tahap perencanaan kamu sudah bisa mengatur besaran budget pemasukan, pengeluaran, simpanan dan investasi, mungkin kini saatnya kamu berpikir mengenai instrumen proteksi yakni asuransi. Instrumen ini seringkali dipandang sebelah mata, namun punya manfaat yang cukup menguntungkan.

Asuransi penting untuk mengurangi efek dari kejadian tak terduga yang bisa terjadi. Jenis asuransi sangat beragam, pilihlah asuransi yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, karena tujuan asuransi adalah proteksi maka fokus pada manfaat perlindungannya bukan pada berapa besar keuntungan yang bisa didapat.

Lebih lanjut, pengelolaan utang yang baik. Kata ‘utang’ saja biasanya cukup jadi momok mengerikan dalam hal perencanaan keuangan.

Sering kali jika kita berutang maka kita dianggap tidak mampu, padahal utang bisa jadi instrumen produktif yang membantu cashflow kita.

Contohnya jika kita berutang untuk membeli mesin atau alat untuk usaha yang dapat menaikkan jumlah produksi dan berdampak pada peningkatan penjualan bulanan, maka utang yang kita punya justru bersifat positif.

Namun ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan saat kita berutang.

Bijaklah dalam berutang dan batasi jumlah utang sesuai kebutuhan, jika kamu berutang dengan memakai kartu kredit, sebisa mungkin bayar cicilan secara full payment.

Karena jika pembayaran masuk kategori minimal payment, maka akan menambah beban bunga. Kemudian alokasikan budget untuk membayar cicilan utang di rencana keuangan agar bisa menjadi prioritas pengeluaran bulananmu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini