Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot bergerak tipis hingga akhir perdagangan hari ini, Jumat (12/1/2024) dan ditutup melemah ke posisi Rp 15.550 per dolar Amerika Serikat (AS). Dipengaruhi oleh sentimen inflasi AS dan beberapa data ekonomi Tiongkok.
Direktur Laba Forexindo berjangka Ibrahim Assuaibi memaparkan, inflasi CPI atau Indeks Harga Konsumen AS tumbuh sedikit lebih besar dari perkiraan pada bulan Desember, Ini membuat rupiah melemah tipis 0,006 persen dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp 15.549 per dolar AS.
"Ditambah dengan tanda-tanda ketahanan pasar tenaga kerja baru-baru ini, memberikan dorongan yang lebih kecil bagi The Fed untuk mulai memangkas suku bunga lebih awal," ujar Ibrahim di Jakarta, Jumat (12/1/2024).
Namun para pedagang tampaknya telah meningkatkan taruhan mereka bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada bulan Maret, setidaknya menurut alat CME Fedwatch.
"Alat tersebut menunjukkan bahwa para pedagang memperkirakan peluang sebesar 70,2 persen untuk pemotongan sebesar 25 basis poin pada tahun 2024, naik dari peluang 64,7 persen yang terlihat sehari yang lalu," kata Ibrahim
Taruhan untuk penurunan suku bunga lebih awal tetap ada bahkan ketika beberapa pejabat Fed menolak ekspektasi tersebut, mengingat inflasi masih tetap tinggi dan jauh di atas target tahunan bank sentral sebesar 2 persen.
Baca juga: Data Inflasi AS Dirilis, Nilai Tukar Rupiah Melemah di Awal Perdagangan Jumat
"Di Asia, data ekonomi Tiongkok menunjukkan beberapa perkembangan positif data inflasi dan perdagangan Tiongkok mengisyaratkan beberapa tanda pemulihan di negara dengan perekonomian terbesar di Asia pada bulan Desember."
"Inflasi CPI meningkat sedikit dari bulan ke bulan, sementara ekspor tumbuh lebih besar dari perkiraan," tutur Ibrahim
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat indeks penjualan riil atau IPR per Desember 2023 sebesar 217,9. Angka ini tumbuh 0,1 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kinerja penjualan eceran pada Desember 2023 diperkirakan tetap kuat.
Baca juga: Pasar Respons Negatif Rilis Bank Dunia, Rupiah Melemah ke Level Rp 15.569
Secara bulanan, penjualan eceran juga diprakirakan meningkat, dengan pertumbuhan sebesar 4,8 persen (month to month/mtm).
Sedangkan, kinerja seluruh kelompok diprakirakan meningkat, terutama pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi, subkelompok sandang, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
"Dalam perdagangan akhir pekan, mata uang rupiah ditutup melemah tipis 1 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 5 poin di level Rp 15.550 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.548.
Sedangkan untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp 15.530 - Rp. 15.590," terang Ibrahim.