Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mencatat realisasi investasi di sektor energi dan sumber daya mineral di angka 30,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun lalu.
Jika dikonversi ke dalam rupiah, angka tersebut setara Rp 470,9 triliun (asumsi kurs Rp15.544 per dolar AS).
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2022 yang sebesar 27 miliar dolar AS.
Baca juga: Distribusi Rice Cooker dari Kementerian ESDM Mulai Dilakukan, Cara Mendapatkannya Secara Gratis
Menteri Energi dan Sumber Daya (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, dari berbagai subsektor, investasi minyak dan gas (migas) tercatat menjadi kontributor terbesar.
Yakni nilainya mencapai 15,6 miliar dolar AS. Kemudian di tempat kedua ada subsektor mineral dan batubara.
"Investasi di sektor ESDM itu capaian 30,3 miliar dolar AS. Bahwa migas masih mendominasi investasi sebesar 15,6 miliar dolar AS dan disusul minerba," ungkap Menteri Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (15/1/2024).
Dalam paparannya, Arifin menjelaskan, untuk realisasi investasi subsektor minerba senilai 7,46 miliar dolar AS.
Kemudian untuk investasi subsektor listrik 5,8 miliar dolar AS.
Baca juga: Pemanfaatan Energi Nuklir di RI Mulai Dijajaki, Seberapa Aman? Ini Penjelasan Eks Wamen ESDM
Dan kontribusi realisasi investasi yang paling kecil adalah Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), yang sebesar 1,5 miliar dolar AS.
Arifin mengungkapkan, tren realisasi investasi di 2023 dinilai sudah cukup baik seperti capaian di tahun-tahun sebelum pandemi yakni rentang 2018-2019.
"Kalau lihat trend-nya ini lebih baik seperti 2018 dan 2019," paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Arifin juga membeberkan capaian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM yang senilai Rp 300,3 triliun pada 2023.
Jika dirinci lebih detail, PNBP sektor minerba menjadi kontributor terbesar yakni Rp 173 triliun. Dan PNBP migas Rp 117 triliun.
"Sektor PNBP juga melebihi target tembus Rp 300 triliun," pungkasnya.