News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Muncul Pesan Berantai Kerjasama Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Batal, Begini Tanggapan KCIC

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kereta Cepat Whoosh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Beredar pesan berantai yang menarasikan kerjasama proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya batal.

Dalam pesan berantai itu, China menolak bekerjasama dengan Indonesia karena faktor pemilihan presiden (Pilpres 2024) yang belum tahu siapa yang akan berkuasa.

Alasan kedua kontur tanah untuk kereta cepat ke Jawa timur yang rumit untuk konstruksi.

Yang ketiga, indonesia dinarasikan tidak mau mengeluarkan dana dan semua beban dana di pihak investor China tidak bersedia.

Pada poinnya, China memutuskan menolak investasi di kereta cepat karena ketidaksepaham dengan pihak Indonesia.

Tidak hanya pesan berantai tetapi juga video menggunakan bahasa Mandarin yang juga menampilkan sejumlah elite pemerintahan Indonesia.

Manager Corporate Communication PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Emir Monti angkat bicara.

Baca juga: Tarif Baru Kereta Cepat Whoosh Cuma Rp150.000, Bisa Dipesan via Online, Begini Caranya

“Hoax. Ini video terkait pembangunan, sudah lama yang saya resumekan dulu,” ucap Emir kepada Tribunnews, Selasa (30/1/2024).

Emir menyatakan China hingga kini masih berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.

Rencana ini masih dalam tahap kordinasi dan diskusi bersama Kementerian terkait.

“Kami masih kordinasikan dan diskusikan dengan seluruh ruang lingkup dan skemanya akan seperti apa,” tutur Emir.

Dia menyebut proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya belum masuk dalam tahap pembicaraan masa konsesi apakah akan seperti rute Jakarta-Bandung selama 80 tahun atau tidak.

“Masih dalam pembahasan (masa konsesi),” urainya.

Emir pun belum bisa memberikan kepastian jalur kereta cepat Jakarta – Surabaya melewati trase lintasan utara atau selatan karena tahap kordinasi sehingga belum ada cetak biru (blue print) sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan.

Kajian Studi Kelaikan

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo (Tiko) menjelaskan, pemerintah bersama China tengah mengkaji pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Menurutnya, kajian tersebut menyangkut dengan studi kelaikan atau Feasibility Study (FS) maupun pendaan dari transportasi tersebut.

“Jadi kita baru mulai kesepakatan dengan pihak China untuk memulai join study itu tapi butuh waktulah enggak mungkin 2 minggu,” ucap Tiko, sapaannya.

“Tapi kita sebagai BUMN join study bersama China untuk kita lihat feasibility maupun cost projek secara keseluruhan,” imbuhnya..

Tiko mengatakan bahwa kajian tersebut juga nantinya akan mengarah pada untung rugi daripada pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya.

“Kita lihat nanti, tentunya secara komersial China harus melihat apakah feasibility atau nggak dan berapa projek cost-nya, jadi ya kita kasih kesempatan mereka dan mereka tidak langsung bilang iya,” jelasnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, ada kesepakatan dengan China untuk meneruskan pembangunan kereta cepat hingga Surabaya.

Hal itu dikatakannya melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan.

Luhut menyempilkan informasi bahwa bunga pinjaman yang ditawarkan China pada proyek kali ini jauh lebih murah dibandingkan bunga yang ditawarkan negara-negara lain.

“Pak Jokowi mau Kereta Cepat Jakarta-Surabaya diterusin, tadi saya dengar perjanjian dengan China juga jalan.

Malah bunganya jauh lebih murah daripada bunga yang ditawarkan negara lain,” ujarnya.

Teknologi yang dimiliki China juga sudah dapat dibuktikan bisa mewujudkan Indonesia memiliki kereta api cepat Jakarta-Bandung.

“Kita sudah buktikan dan kita sudah punya pengalaman. Kan ini masalah kunci pertama ini pembebasan tanah yang tidak jelas-jelas itu. Sekarang dengan kita punya pengalaman, we don’t have a problem anymore,” kata Luhut. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini