Laporan Wartawan Tribunnews, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Platform investasi aset kripto, Bittime mengingatkan investor untuk tidak menaruh dana investasi pada satu produk saja agar terhindar dari kerugian besar.
CEO Bittime Ryan Lymn mengatakan, kebutuhan para investor dan trader aset kripto terhadap token-token terbaru karena perlunya diversifikasi portofolio.
Dimana dalam setiap kelas aset, kata Ryan, diversifikasi portofolio adalah hal yang sangat penting untuk mengantisipasi volatilitas pasar.
“Investor yang baik paham istilah ‘jangan menaruh semua telur di satu keranjang’, yang memiliki arti bahwa sebaiknya tidak menempatkan dana di satu jenis instrumen aset. Dimana dalam hal aset kripto berarti jangan menempatkan seluruh dana di satu token saja,” jelas Ryan ditulis Senin (12/2/2024).
Apalagi, lanjut Ryan, saat ini musim altcoin atau altcoin season diprediksi akan segera datang.
Berdasarkan data Blockchain Center, Altcoin Season Index dihitung apabila 75 persen dari top 50 koin memiliki performa lebih baik dari Bitcoin selama musim sebelumnya (90 hari).
“Pada saat altcoin season, investor dan trader aset kripto semakin aktif dan membutuhkan banyak token baru untuk menjadi portofolionya. Karena itu Bittime hadir untuk memenuhi kebutuhan altcoin para pengguna dengan melakukan listing token-token baru yang tengah diminati,” jelasnya.
Beberapa token terkini yang telah listing di Bittime antara lain Ondo, Dmail, Jup, dan Zeta.
Baca juga: Kripto dan Fintech Setor Pajak ke Negara Rp 1,11 Triliun Selama 2023
Ryan menjelaskan, tim pengembangan bisnis di Bittime selalu memantau pasar aset kripto global untuk mendapatkan insight terkait token-token baru yang memiliki prospek bagus, dan tengah diminati.
Dari situlah kemudian pihaknya bergerak cepat untuk bisa me-listing token-token tersebut di Indonesia melalui Bittime.
Baca juga: Musim Altcoin Diyakini Bakal Gairahkan Pasar Aset Kripto, Apa yang Perlu Dilakukan Investor?
“Kami memiliki tim yang berkompeten dalam memantau pasar aset kripto global dan menentukan token mana yang dibutuhkan pengguna. Hal itu kemudian diwujudkan oleh tim yang bergerak cepat untuk mengurus administrasi listing melalui otoritas di Indonesia,” ungkapnya.