News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PLN Dapat Komitmen Hibah dari AS untuk Studi Pengembangan Mini-Grid EBT di Daerah 3T Indonesia Timur

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pertukaran dokumen Grant Agreement “The Indonesia Net Zero World Renewable Energy Mini-Grid” oleh Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly (kiri) dan The Charge d’Affaires ad interim U.S. Embassy Indonesia, Michael F. Kleine (kanan) sebagai simbol komitmen bersama antara PLN dengan USTDA untuk pengembangan EBT di wilayah 3T di Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) mendapat dana hibah senilai sekitar USD 1 juta dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat atau The United States Trade and Development Agency (USTDA). 

Adapun dana hibah tersebut untuk mendukung studi kelayakan terhadap pembangunan infrastruktur energi baru terbarukan (EBT) yang dijalankan PLN di lima daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) di wilayah Indonesia Timur.

Kolaborasi ini ditandai dengan pertukaran dokumen Grant Agreement “The Indonesia Net Zero World Renewable Energy Mini-Grid” yang telah ditandatangani oleh USTDA dan PLN sebagai simbol komitmen bersama di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (12/2/2024).  

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa kolaborasi dan kemitraan sangat penting untuk memajukan transisi energi di Indonesia. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung langkah Pemerintah Indonesia yang telah mengumumkan target Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060.  

"Kolaborasi sangat penting untuk mempercepat transisi energi di Indonesia. Kemitraan ini tentu saja sejalan dengan tujuan PLN untuk meningkatkan bauran energi terbarukan dalam rangka mewujudkan NZE," ungkap Darmawan.

Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly menyampaikan bahwa dana hibah sebesar sekitar USD 1 juta dari USTDA itu akan digunakan untuk membiayai layanan jasa yang diperlukan sehubungan dengan persiapan studi kelayakan teknis dan ekonomi proyek mini-grid EBT Indonesia di wilayah 3T Indonesia Timur.

Baca juga: Jaga Keandalan Jaringan Selama Pemilu 2024, PLN Icon Plus Gelar Apel Siaga

Kegiatan ini mencakup desain solusi teknik yang terperinci, evaluasi dampak ekonomi, lingkungan, hingga dampak lain dari pembangkit listrik EBT ketika dijalankan. Selain itu, studi ini juga penting untuk menganalisis dan mendukung implementasi PLN dalam mempersiapkan proyek EBT di wilayah 3T di kemudian hari.

”Lewat kolaborasi ini kita ingin meningkatkan akses kelistrikan di lima wilayah 3T menjadi 24 jam lewat dukungan energi hijau. Saya harap kolaborasi ini menjadi langkah awal yang bisa membawa pengaruh besar bagi masyarakat Indonesia,” ujar Sinthya.

Sinthya melanjutkan bersama USTDA, PLN akan mengembangkan pembangkit hibrida dengan mengkolaborasikan antara Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) existing dan Solar PV serta battery storage di lima lokasi 3T potensial di Indonesia Timur. 

”Kami berkomitmen menjalankan roadmap transisi energi berdasarkan trilemma energi, yaitu energy security, energy equity, dan environmental sustainability. Lewat studi dan pengembangan yang berkualitas kami optimis pendistribusian EBT dapat dilakukan dengan adil, terjangkau, dan dapat diterima masyarakat secara andal serta berkualitas,” jelas Sinthya.

Direktur USTDA Enoh T. Ebong menyampaikan, kolaborasi pengembangan EBT dengan PLN ini telah sejalan dengan visi global USTDA dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan di negara berkembang. 

Pihaknya melihat, transformasi penggunaan EBT akan berimplikasi terhadap mitigasi krisis iklim, khususnya lewat penyediaan akses kelistrikan yang dapat diandalkan. 

”Kemitraan kami dengan PLN menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk mendukung transisi energi Indonesia dan ambisi pembangunan ekonomi jangka panjang bagi Indonesia. Dengan menawarkan sumber daya teknis dan teknologi yang tersedia, kami melihat peluang besar untuk memperluas akses energi ramah lingkungan di seluruh Indonesia,” jelas Enoh. 

The Charge d’Affaires ad interim U.S. Embassy Indonesia, Michael F. Kleine menambahkan, bantuan dana USTDA sejalan dengan hasil pertemuan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tahun lalu terkait dengan upaya meningkatkan hubungan bilateral antar kedua Negara, salah satunya melalui kerja sama energi bersih.

”Oleh karena itu, kami di Kedutaan Besar AS sangat bersemangat dengan proyek ini, melalui kolaborasi inovasi dan perdagangan, dengan tujuan yang sama. Kita akan mencapai tujuan yang kita inginkan dan sekali lagi menjadikan tahun ini bukan hanya tahun kemakmuran, tetapi juga energi bersih,” tutup Michael. (*) 

Baca juga: PLN Pastikan Sistem Kelistrikan Periode Pemilu Dalam Kondisi Prima

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini