Program yang diikuti Alex dan mitra gojek adalah program BP2BT, bantuan pemerintah yang diberikan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang telah mempunyai tabungan.
Alex wajib membayar cicilan rumah Rp915.000 per bulan flat selama 10 tahun, lalu 10 tahun berikutnya besaran cicilan akan mengikuti suku bunga.
“ Dari tabel cicilan itu paling besar 1,3 juta, tapi itu kan masih di masa depan, uang segitu saya rasa makin mudah dicari 10 tahun lagi,” ucap Alex optimis.
Dengan status pekerja informal, Alex mampu membawa pulang Rp150.000-Rp250.000 per hari atau rata-rata Rp 3,5 juta sampai Rp6 juta per bulan.
“ Ya namanya di jalan kadang sehari bisa 200an, kadang juga cuma seratusan, tapi yang penting sudah punya rumah sendiri, yang buat cicilan per hari 50 ribu,” kata Alex.
Adapun sistem pembayaran KPR BP2BT adalah pemotongan dari saldo driver Gojek sebesar Rp 50 ribu setiap hari.
Kemudian Gojek secara otomatis per tanggal 1 dan 16 Gojek menyetorkan uang cicilan ke Bank BTN.
Dalam satu bulan, ada uang yang dikumpulkan sebesar Rp 1,5 juta.
Lalu dibayar untuk cicilan rumah Rp 915 ribu, sisanya akan mengendap di rekening Alex dan diakumulasikan untuk cicilan berikutnya.
“ Besaran cicilan 915, turahanne (sisanya) ya saya biarkan saja, kan tetap ada di tabungan saya, misal darurat sekali bisa diambil,” ujarnya.
Direktur Distribution and Funding BTN Jasmin mengatakan, jutaan pekerja sektor informal memiliki peluang untuk membeli rumah dengan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) termasuk mitra pengemudi Gojek.
“Ini sejalan dengan program pemerintah untuk membantu masyarakat dari berbagai sektor memiliki rumah melalui berbagai program yang telah dijalankan salah satunya BP2BT,” kata Jasmin dalam keterangannya.
“Kami menargetkan kerja sama ini berjalan di seluruh wilayah potensial di mana Gojek beroperasi," tutur Jasmin.
Secara angka, imbuh dia, perseroan mengestimasi sebanyak 200.000 mitra driver yang memenuhi syarat dan layak mendapatkan pembiayaan.