TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Hanifa Sutrisna mengapresiasi capaian eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream PT Pertamina (Persero).
Hanifa menilai, pelampauan target eksplorasi sepanjang 2023 menunjukkan bahwa kemampuan PHE bisa sejajar dengan perusahaan migas asing.
“Ya (capaian PHE harus dihargai). PHE jangan mau kalah dengan asing,” kata Hanifa kepada media hari ini, Senin (4/3/2024).
Baca juga: PHE: Inovasi Sosial Berdampak Signifikan ke Masyarakat
Menurut Hanifa, capaian target PHE tersebut, juga didukung dari pembiayaan eksplorasi yang jauh lebih baik.
Itu sebabnya, Hanifa mendorong BUMN tersebut agar terus mencari sumber-sumber energi baru.
“Apapun yang dilakukan PHE adalah kewajiban atau mandatory untuk bisa meningkatkan potensi cadangan migas di Indonesia. Untuk itu saya dukung kegiatan eksplorasi mereka,” imbuhnya.
Tidak hanya itu. Hanifa berharap PHE juga segera menindaklanjuti berbagai temuan tersebut, mengingat potensinya yang sangat besar.
Baca juga: Jaga Keberlanjutan Industri Migas, PHE Kantongi ESG Rating Medium
“Harus segera digarap, karena temuan tersebut potensinya benar-benar besar. Minimal, PHE membuka platform di sana. Harus segera dilakukan studi lanjutan, eksplorasi lanjutan sehingga bisa segera dieksploitasi,” jelas Hanifa.
Tentu saja, harap Hanifa, PHE harus melakukan dengan perhitungan cermat.
Dengan demikian, blok-blok migas baru tersebut bisa dikerjakan dengan efisien sehingga bisa meningkatkan laba Pertamina dan juga mendukung ketahanan energi nasional.
Baca juga: Komisi VII DPR Harapkan PHE Semakin Ramah Lingkungan Melalui Inovasi Teknologi
Menurut data perusahaan, PHE mencapai total temuan sumber daya 2C sebesar 488 MMBOE (Juta Barel Minyak Ekuivalen/Setara Minyak) atau 68 persen melebihi target.
Dalam dua tahun terakhir, menurut data PHE tersebut, perusahaan berhasil mendapatkan temuan signifikan melalui kegiatan eksplorasi di blok eksisting, antara lain temuan eksplorasi di R-2 (Offshore Aceh), Wilela (Sumatera Selatan), GQX-1 (Offshore Jawa Barat), East Akasia Cinta-001 (Jawa Barat) dan East Pondok Aren-001 (Jawa Barat), Manpatu 1-X (Kalimantan) dan Wolai kompleks (Sulawesi).
Keberhasilan yang didapatkan melalui kegiatan eksplorasi pada area mature blok eksisting ini juga salah satu strategi mengoptimalkan aset dan menjaga laju produksi migas.